Liputan6.com, Jakarta - Empat warga negara Indonesia (WNI) sandera Abu Sayyaf di Filipina akhirnya berhasil dibebaskan. Mereka pulang ke Tanah Air pada Jumat, 13 Mei 2016.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid turut bergembira dengan dibebaskannya para sandera dan sudah sampai di Indonesia dengan selamat.
"Tapi ada hal-hal yang menyisakan masalah yaitu tentang benarkah sandera ini dibebaskan tanpa tebusan?" kata Hidayat di Apartemen Green Pramuka City, Jakarta Pusat, Sabtu (14/5/2016).
Menurut dia, media massa di Filipina memberitakan pembebasan tersebut dilakukan setelah ada uang tebusan.
"Koran-koran di Filipina menyebutkan, pembebasan tersebut dengan tebusan 50 juta peso dan ibu menteri (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) menyebutkan tidak ada tebusan," kata Hidayat.
Baca Juga
Advertisement
Namun, politikus PKS ini mengaku lebih percaya dengan Menlu. Terlebih, dia tidak setuju dengan pembayaran tebusan untuk membebaskan empat WNI yang disandera Abu Sayyaf.
"Kalau memang ada tebusan, saya tidak setuju, sebab ini akan menjadi pembiasaan atau menjadi model untuk lagi-lagi warga Indonesia ditangkap lagi, disandera lagi, suruh bayar lagi," ucap Hidayat.
"Mending Indonesia kaya raya, Indonesia aja ngutang ke sana-kemari. Yang ditangkap juga kan bukan warga kaya. Dia seorang pekerja kapal yang susah payah dan karenanya saya ingatkan kepada orang-orang katanya Abu Sayyaf itu untuk perjuangan," ucap Hidayat.
Ia menegaskan, kalau memang Abu Sayyaf mengaku beragama Islam, tentunya tahu perbuatan menyandera orang itu diharamkan. Apalagi kalau memeras orang dan yang diperas adalah orang miskin. Itu adalah hal yang sama sekali dilarang oleh agama.
"Jadi sebaiknya Anda jangan melakukan hal-hal yang justru dilarang agama yang justru akan menimbulkan citra negatif untuk agama Islam. Hendaknya Anda kembali ke ajaran agama Islam yang tidak membenarkan adanya kerusakan-kerusakan semacam ini," pungkas Hidayat.
Sebelum dikembalikan ke keluarga, empat orang Anak Buah Kapal (ABK) eks sandera Abu Sayyaf telah melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto kemarin. Pemeriksaan tersebut meliputi fisik dan psikis. Untuk fisik, mereka diperiksa sejumlah hal, seperti jantung, torak foto, dan laboratorium lengkap.
"Hasilnya alhamdulillah seluruh empat ABK secara fisik maupun secara hasil pemeriksaan sarana penunjang semuanya dalam kondisi sehat walafiat, dalam kondisi prima, termasuk status kesehatan jiwanya semuanya dalam kondisi stabil dan optimal," kata Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Kolonel Corp Kesehatan Militer Bambang Dwi HS.