Liputan6.com, Yogyakarta - Uang seribu pada zaman dulu sudah cukup membeli soto di rumah makan Soto Sewu. Lokasinya tepat berada di Jalan Garuda Rukeman Taman Tirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Kebanyakan pelanggan warung makan milik Ibu Martongatinah itu adalah para mahasiswa.
Kini, pelanggan warung makan yang berada di sebelah timur kampus UMY ini harus mengeluarkan uang Rp 3 ribu rupiah. Penikmat soto itu bisa menyantap mie putih, suwiran ayam, potongan kubis, tomat, kecambah, bawang goreng dan kuah bening.
"Dulu memang seribu dari tahun 96 sampai 2000-an. Sekarang sudah Rp 3 ribu," ujar Subandi, anak dari Martongatinah, Kamis 12 Mei 2016.
Subandi menceritakan, nama warung makan milik orangtuanya itu diberikan oleh mahasiswa yang datang ke warungnya. Saat itu, warungnya tidak memiliki nama khusus. Sampai akhirnya para pembeli yang kebanyakan masih muda itu menamai Soto Sewu. Pemberian nama itu diduga dari harga soto sekitar Rp 1.000.
Baca Juga
Advertisement
"Yang namai anak-anak mahasiswa. Kita nggak beri nama soto sewu," kata Subandi.
Menurut dia, harga soto dengan kapasitas yang cukup banyak disebutnya yang termurah saat ini. Walaupun ada soto dengan harga yang sama, jika diteliti, isi soto miliknya terhitung lebih banyak. Itulah yang membuat banyak mahasiswa, bahkan alumni, rutin menyambangi warung Soto Sewu.
"Sudah alumni kalo pas legalisir pasti ke sini. Paling murah harga Rp 3 ribu, selain itu ada juga menu rames sayuran komplit," ujar dia.
Sementara itu, Putra, mahasiswa UMY, mengaku baru pertama kali datang ke rumah makan Soto Sewu. Ia mengaku dengan harga Rp 3 ribu per porsi cukup mengenyangkan perutnya.
Ia menilai porsi yang ditawarkan sangat pas bagi mahasiswa yang kantongnya lagi kempes. Ia hanya membayar Rp 6 ribu untuk dua gorengan, soto dan es teh.
"Murah harga mahasiswa, rasanya lumayan," ujar Putra.