Liputan6.com, Jakarta Kecerdasan seorang anak terkadang mampu melampaui batas. Tidak sedikit kasus yang memperlihatkan anak dengan inteligensi di atas rata-rata dimasukkan ke dalam kelas khusus atau kelas berbasis akselerasi (percepatan).
Yang seharusnya anak mengikuti ujian kelulusan saat duduk di bangku kelas 6 sudah bisa ikut ujian akhir nasional (UAN) di kelas 5.
Kondisi semacam itu tentu membuat buah hati harus beradaptasi dengan lingkungan yang berisi anak-anak dengan usia yang lebih tua darinya. Bagaimana seharusnya sikap orangtua bila ini terjadi pada anaknya?
Baca Juga
Advertisement
"Orangtua tentunya harus memberi dukungan. Dukungan terutama pemahaman dan pondasi dari nilai-nilai," kata psikolog Ajeng Raviando menjelaskan kepada Health Liputan6.com ditulis Sabtu (14/05/2016)
Ajeng menuturkan, penting bagi orangtua menanamkan nilai-nilai positif sebagai pondasi atau pagar yang kuat untuk anak. Agar anak mampu mengontrol diri saat bersosialisasi dengan orang yang lebih tua usianya.
"Kalau anaknya tidak punya pagar sendiri, tentunya dia akan kesulitan untuk menyaring ataupun memfilter hal-hal yang kadang kan bisa negatif-ada yang positif dan negatif. Nah jadi anak bisa menciptakan bentengnya sendiri supaya dia yakin dan tau mana hal yang betul dan salah, walaupun orangtuanya tidak ada di sampingnya," ujar Ajeng.
Menurut Ajeng memberikan rasa kepercayaan kepada anak dengan menanamkan nilai yang baik, orangtua akan dengan mudah mendampingi pergaulan anak meski fisik tak saling berdekatan. Semakin positif orangtua mendidik sang anak, akan semakin baik anak menjalani perkembangannya.