Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berada di titik nol untuk menata sepak bola di level Internasional. Setelah tim nasional U-16 dan U-19 gagal mentas di Piala AFF 2015 lalu, timnas senior akan dipersiapkan untuk berlaga di ajang yang sama November mendatang.
Baca Juga
- PSSI Terharu Bawa Surat Pencabutan Sanksi FIFA ke Jakarta
- Fakta Menarik Persib Bandung Vs Bali United: Maung Dominan
- Kisah Pemain Primavera Baretti Dimarahi Ibu Kos di Italia
Advertisement
FIFA mengumumkan pencabutan sanksi atas Indonesia di Kongres Umum, pada Jumat (13/5/2016) kemarin. Dengan demikian, PSSI sebagai induk federasi tanah air dihadapkan pada beberapa pekerjaan rumah.
Pertama, program pendidikan pelatih dan pengembangan usia dini yang dimulai bersama direktur teknik Pieter Huistra bisa dilanjutkan kembali, seperti yang dikatakan Direktur Legal PSSI Aristo Pangaribuan.
"Kita berterimakasih Pak Menteri menghormati putusan MA (Mahkamah Agung) dan guidance (arahan) dari FIFA, kemudian terkonfirmasi dalam Kongres FIFA," kata Aristo usai acara diskusi bertajuk PSSI Main Bola Lagi, Sabtu (14/5) siang di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
"Ada dua agenda utama, pertama memastikan organisasi ini berjalan paralel dengan pembangunan sepak bola karena sudah lama kita berdebat di meja hijau, bukan lapangan hijau."
Huistra baru bekerja di Indonesia selama satu tahun. Namun, pria asal Belanda tersebut terpaksa pulang ke Belanda karena tak mungkin melanjutkan program pengembangan sepak bola tanah air di tengah sanksi FIFA.
Seharusnya, kontrak Huistra berakhir 2 Desember 2016 mendatang. Setelah gagal melanjutkan programnya, dia ditunjuk menjadi pelatih interim timnas jelang kualifikasi Piala Asia, dan lagi-lagi batal digelar akibat suspensi FIFA.
"Kedua kami memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi, dan menghadapi agenda-agenda ke depan seperti yang terdekat Piala AFF 2016 serta merancang liga resmi di bawah federasi," tutur Aristo.