Liputan6.com, Washington D.C. - Pejabat militer Amerika serikat (AS) terus memantau sejumlah media sosial dan kabar terbaru yang menurut mereka telah menunjukkan kemunduran ISIS.
"Kami telah melihat deklarasi keadaan darurat di Raqqa, terlepas dari apa pun maksudnya," ujar Juru Bicara Koalisi Anti ISIS Kolonel Steve Warren seperti dikutip CNN, Minggu (15/5/2016).
Sejumlah media melaporkan adanya indikasi bahwa kelompok teroris itu telah memindahkan pasukannya dan berusaha melindungi beberapa daerah yang potensial menjadi target serangan, baik melalui darat atau udara.
Baca Juga
Advertisement
"Mereka melihat Pasukan Demokratik Suriah bersama dengan Koalisi Arab-Suriah melakukan manuver di sisi timur dan barat mereka. Peningkatan keamanan pun terjadi di kedua area tersebut, dan Pasukan Demokratik Suriah berusaha meningkatkan kemampuan tempur mereka di kawasan tersebut," jelas Kolonel Warren.
ISIS pun diyakini saat ini tengah sibuk menghadapi manuver tersebut.Koalisi percaya ISIS sekarang menanggapi mereka manuver.
"Kami sudah mendapat laporan terkait dengan reposisi pun terkait dengan kemampuan tempur merea, menurut saya apa yang mereka pikirkan mungkin akan terjadi. Dan kami telah melihat laporan reposisi personel mereka baik yang ada di dalam kota maupun yang di luar kota," ungkap juru bicara itu.
Perburuan Atas Al-Baghdadi Berlanjut
Militer AS juga memiliki catatan terkait dengan pergerakan anggota kelompok ISIS yang berada di Raqqa. Data ini memungkinkan pesawat pengintai menemukan dan menargetkan mereka sebagai sasaran serangan.
Kabar yang menyebutkan bahwa pucuk tertinggi kelompok radikal ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, masih berada di Raqqa hingga saat ini masih menjadi asumsi. Namun AS terus memantau posisi sosok paling dicari itu mengingat tidak menutup kemungkinan ia berada tempat lain.
Salah seorang pejabat AS mengatakan, "Baghdadi masih sangat berhati-hati" terkait dengan keamanannya.Namun pejabat itu menyakinkan, AS akan terus melakukan pencarian untuk menemukan pemimpin tertinggi kelompok teroris itu.
Meskipun keberadaannya (Abu Bakr al-Baghdadi) terdeteksi, dan ia tertangkap atau terbunuh maka itu tidak mempengaruhi kemampuan tempur ISIS.
"Karena ada pemimpin lain yang sudah bersiap mengambil alih," imbuhnya.