Liputan6.com, Jakarta - Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan perlu ada koordinasi semua pihak untuk mewujudkan proyek pembangkit listrik 35 ribu mega watt (MW). Apalagi proyek pembangkit listrik 3 ribu MW merupakan pengalaman pertama .
"35 ribu MW adalah proyek besar yang kita belum pernah punya pengalaman. Karena itu paling penting seluruh pihak harus koordinasi. Dan kita ingin melihat semua pihak itu mulai dari IPP (independent power producer), PLN, regulator di kami sendiri dan pemegang saham di BUMN itu harus satu arah," ujar Sudirman saat ditemui pada acara Aksi Bersama Menteri ESDM untuk Gerakan Potong 10 Persen, Minggu (15/5/2016).
Advertisement
Sudirman menuturkan, pihaknya juga akan mengevaluasi keseluruhan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW. Evaluasi mulai dari kebijakan hingga revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
"Pada waktu saya bertemu pak Presiden Jumat lalu, beliau menanyakan progress. Jadi memang, sudah mulai ada pertanyaan dari investor dan pelaku usaha menanyakan bagaimana progress 35 ribu MW. Jadi Presiden meminta kementerian ESDM sebagai penanggung jawab sektor mulai mereview secara total menyeluruh. Mulai dari policy, proses penunjukannya sampai project management. Ini akan dilakukan termasuk kami ingin cek kenapa RUPTL sampai hari ini belum diterima revisinya," jelas Sudirman.
Sudirman menuturkan, pihaknya juga akan mengkaji seluruh proyek pembangkit listrik tersebut.
"Bukan mengkaji ulang tender. Tapi mengkaji seluruh proyek. Ini yang mau dilakukan. Nanti dengan Pak Dirjen Listrik dan Unit Pengendali Pembinaan Program Ketenagalistrikan (UP3KN). Sedang kita lakukan," kata dia.
Saat dikonfirmasi mengenai tender 16 ribu MW yang tidak jalan dari PLN, Sudirman membantah hal tersebut. "Itu angka dari mereka. Bukan tidak jalan tapi mungkin ada hambatan dan atau terlambat. Perintahnya Presiden sudah jelas evaluasi secara menyeluruh," ujar dia.
Sudirman menambahkan, koordinasi antara pemangku kepentingan perlu dilakukan untuk menyelesaikan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW. Adapun seluruh pihak juga terus mencari solusi untuk mengatasi hambatan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW termasuk lahan.
"Kalau hambatan lahan sudah tahu. Pengadaan lahan memang sulit tapi dari waktu ke waktu cari solusi. Izin sudah jauh lebih cepat dari dulu. Ini hanya masalah koordinasi antara stakeholder," kata Sudirman. (Fik/Ahm)