Surabaya Samator Juara Pertamina Proliga 2016

Surabaya Samator kalahkan Jakarta BNI Taplus 3-0 di partai final Pertamina Proliga 2016.

oleh Risa Kosasih diperbarui 15 Mei 2016, 18:50 WIB
Para pemain Surabaya Samator merayakan keberhasilan meraih gelar juara Proliga 2016 usai menaklukan Jakarta BNI Taplus pada laga final di Istora Senayan, Minggu (15/5/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Tim putra Surabaya Samator mengukuhkan dominasinya usai mengalahkan Jakarta BNI Taplus 3-0 (25-18, 25-22, 25-22) di Istora Senayan  dalam pertandingan final kompetisi bola voli Pertamina Proliga 2016, Minggu (15/5/2016) siang. Gelar juara ini yang kelima untuk mereka, setelah terakhir kali juara pada 2014 lalu.

Baca Juga

  • Isu Kedatangan Mourinho Bikin Van Gaal Marah
  • Bakal Setim dengan Rossi, Vinales Tantang Marquez
  • Enrique: Ini Bukan Musim Buruk Barcelona

Pelatih Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono membeberkan kunci kemenangan telak timnya atas lawannya, yang dulu bernama Jakarta BNI 46, tim dengan jumlah kemenangan terbanyak di Proliga (lima kali). "Kunci kemenangan kami adalah meredam servis lawan, meredam serangan lawan. Dua hal teknis tersebut membuat kami bisa mengembangan serangan," tutur Ibarsjah dalam jumpa pers usai penyerahan trofi.

Putra Surabaya Samator menyamakan perolehan gelar BNI karena telah menjuarai kompetisi sebanyak lima kali, yakni pada tahun 2004, 2007, 2009, 2014, dan 2016 ini.

Sebagai tim juara, Samator berhak menggondol hadiah uang tunai sebesar Rp 200 juta dan Rp 5 juta diberikan untuk Ibarsjah yang juga dinobatkan sebagai pelatih terbaik. Pemain terbaik dalam kompetisi ini jatuh pada spiker 20 tahun Samator Rivan Nur Mulki.

"Kunci ketiga adalah masalah mental. Kalau tidak siap untuk juara, semua akan hancur di lapangan. Alhamdulillah kami berhasil. Cita-cita menjadi juara itu ada, tapi kali ini kami tak menyangka," ujar Ibarsjah, eks pelatih Jatim di Piala Presiden 2011 tersebut.

Pria kelahiran Biak itu turut mengomentari penampilan anak didiknya, Rivan. Menurut Ibarsjah, pemain ini masih butuh waktu untuk mendapat kedewasaan di lapangan.

 "Dia pantas jadi terbaik karena selama latihan dia menunjukkan prestasi yang bagus. Saat mendapat gelar MVP dia merasa masih banyak pemain senior yang lebih pantas. Semoga dia seperti padi, makin dewasa, makin bagus tapi makin merunduk," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya