Liputan6.com, Jayapura - Sebanyak 43 siswa sekolah dasar (SD) di Distrik Bolakme, Kabupaten Jayawijaya, Papua, dipastikan tak ikut ujian nasional (UN) tahun ini. Hal itu disebabkan tak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah itu sejak setahun terakhir.
"Ke-43 anak tidak bisa ikut ujian sekolah tahun ini dan baru kami daftarkan tahun depan," kata Ketua Panitia Pelaksana Ujian Nasional Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Jayawijaya Yohanis Lobya saat dihubungi lewat telepon selularnya, Senin (16/5/2016).
Saat ini, di Kabupaten Jayawijaya tercatat 2.195 peserta ujian sekolah dan 236 orang peserta ujian Paket A. "Kami pastikan tak ada lagi sekolah yang beralasan tak menerima soal ujian, sebab distribusi soal ujian sudah dilakukan sejak kemarin," ucap dia.
Sementara itu, pantauan di Kota Jayapura terdapat 5300-an lebih siswa SD yang mengikuti ujian sekolah. Meski ujian SD diundur sehari, hal itu tak mengubah jadwal mata pelajaran yang diujikan.
Baca Juga
Advertisement
"Ujian mata pelajaran tetap sesuai jadwal, hari Selasa mata pelajaran Matematika, sedangkan hari Rabu mata pelajaran IPA. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diujikan Senin dipindahkan ke hari Kamis," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, I Wayan Mudiyasa.
Pengunduran hari ujian, kata Wayan, tidak akan membuka peluang bagi anak-anak untuk menyontek kunci jawaban. Ia menerangkan soal ujian dibuat dalam banyak paket yang berbeda-beda sehingga tidak ada peluang untuk saling menyontek.
Selain itu, kata Wayan, 75 persen soal ujian dibuat di provinsi masing-masing dan 25 persen adalah soal yang dibuat di pusat.
"Meskipun Papua baru akan mengerjakan soal ujian Bahasa Indonesia hari Kamis 19 Mei dan propinsi lain di Indonesia mengerjakannya hari Senin 16 Mei, siswa tetap tidak bisa saling membagi kunci jawaban karena soal ujian Bahasa Indonesia di Papua berbeda dengan provinsi lainnya," jelas Wayan.
Ujian nasional SD di tanah Papua diundur sehari dari jadwal yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. Ini dikarenakan libur fakultatif yang dilaksanakan Pemprov Papua, yakni untuk memperingati hari Pantekosta II di tanah Papua.