Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan uang tunai memasuki bulan Ramadan setiap tahunnya meningkat. Ini menjadi alasan Bank Indonesia (BI) khususnya Kantor Perwakilan Sumatera Utara dalam meningkatkan inovasi.
Kali ini, Perwakilan Bank Indonesia Sumut akan meluncurkan sistem tukar uang berbasis online. Sistem itu berjuluk Gerai Siap Saji. Sistem ini diklaim akan menjadi penukaran uang online yang pertama kali di Indonesia.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara Difi A. Johansyah mengungkapkan sistem ini bakal meluncur pada bulan ini.
"Mungkin sekitar dua minggu sebelum bulan puasa. Harapannya untuk mempercepat penukaran uang, khususnya bagi instansi," kata Difi dalam keterangannya, Senin (16/5/2016).
Sistem ini nantinya berfungsi bagi para instansi baik pemerintah ataupun swasta untuk menukarkan uang. Dengan sistem ini maka proses penukaran uang bisa dilakukan dengan lebih mudah.
Baca Juga
Advertisement
Difi mengatakan, BI merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran.
Sebagai regulator dalam pengawasan peredaran uang, sistem penukaran online ini juga mempermudah Bank Indonesia dalam melakukan monitoring uang yang beredar di masyarakat.
Pengelolaan pengedaran uang dilakukan oleh BI mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan penarikan uang sampai dengan pemusnahan uang dalam memenuhi kebutuhan uang kartal tepat waktu dan dalam kondisi layak edar.
BI memprediksi kebutuhan uang kartal di wilayah Medan dan sekitarnya mencapai angka Rp 4,8 triliun. Angka ini naik sekitar 16,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai angka Rp 4,2 triliun.
Jelang puasa dan Lebaran, BI memproyeksikan kebutuhan uang hasil cetak sempurna (HCS) di masyarakat Kota Medan sebesar Rp 1,32 triliun atau naik 20 persen dari tahun sebelumnya Rp 1,1 triliun.
Adapun kebutuhan uang dalam rangka pemenuhan yang di ATM selama libur panjang menyambut Lebaran senilai Rp 3,56 triliun atau meningkat sebesar 15 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp 3,1 triliun. (Yas/nrm)