Liputan6.com, Jakarta - Satu terduga teroris asal Uighur, Tiongkok, lolos masuk ke Indonesia setelah pesawat Lion Air yang dia tumpangi dari Singapura, mendarat di terminal kedatangan domestik Bandara Soekarno-Hatta.
Insiden tak lazim ini terjadi pada 10 Mei 2016. Ketika itu pesawat Lion Air JT 161 jurusan Singapura-Jakarta yang semestinya mendarat di terminal 2 (internasional), malah mendarat di terminal 1B (domestik).
Akibatnya, sebagian penumpang langsung keluar bandara tanpa pemeriksaan Imigrasi serta Bea dan Cukai. Termasuk di antaranya terduga teroris asal Uighur tersebut.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyatakan, keberadaan terduga teroris ini berawal dari informasi Imigrasi pada polisi, bahwa ada warga etnis Uighur lolos dalam insiden tersebut.
"Ada dua hari lalu tertangkap Imigrasi. Dia sudah menggunakan identitas Indonesia. Tentu akan kami dalami kenapa masuk ke Indonesia, apakah termasuk dalam kelompok jaringan terorisme atau tidak," ujar Badrodin saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Senin (16/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Namun, Badrodin belum mau memastikan lolosnya terduga teroris itu akibat kesalahan pendaratan pesawat Lion Air. Sebab, kasus ini tengah diselidiki oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror.
"Mungkin, tapi sedang kita dalami," ucap Badrodin.
Lebih lanjut, Badrodin mengungkapkan, terduga teroris tersebut saat ini sudah diamankan Polri. Tapi Kapolri enggan mengungkapkan identitasnya.
"Sekarang diperiksa Densus," ujar dia.
Akibat insiden pendaratan pesawat Lion Air di tempat yang tidak seharusnya,
Imigrasi dan Lion Air kini tengah berusaha keras mencari dan memanggil kembali sejumlah penumpang yang keluar tanpa terdata kedatangannya oleh Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta.