Liputan6.com, London - Fakta baru tentang maskapai Malaysia Airlines MH17 mengemuka dari sebuah gambar satelit yang dirilis oleh Statfor -- perusahaan intelijen swasta dan AllSource Analysis. Mereka mengonfirmasi waktu dan lokasi yang tepat atas keberadaan rudal yang menembak jatuh pesawat MH17 di timur Ukraina.
Foto itu menunjukkan sebuah rudal yang dipasang di atas transloader diangkut melintasi Kota Donetsk, Makiivka pada 17 Juli 2014. Wilayah yang disebut-sebut berada di bawah kendali separatis.
Citra terbaru itu jelas tidak baik bagi Rusia, yang secara resmi berulang kali mengklaim MH17 tersebut ditembak jatuh oleh pesawat Ukraina, bukan dari salah satu misilnya.
Peristiwa ini hanya lima jam sebelum pesawat yang membawa 38 warga Australia itu ditembak jatuh dari Kota Snizhne, sekitar 40 km jauhnya.
Baca Juga
Advertisement
"Ini sejalan dengan bukti lain yang menelusuri rute perjalanan rudal dari dan ke Snizhne," tulis laporan Statfor seperti dikutip News.com.au, Senin (16/6/2016).
"Gabungan dari sejumlah bukti menunjukkan sistem Buk bergerak dari perbatasan Rusia ke Donetsk pada tanggal 15 Juli 2014, dan kemudian pindah kembali ke timur pada sore hari 17 Juli 2014, hanya beberapa jam sebelum pesawat MH17 ditembak jatuh," seperti diungkap laporan Statfor.
Namun perusahaan intelijen swasta itu menekankan, tak membuktikan adanya sistem Buk tertentu yang menembakkan rudal ke MH17.
Pada Juni 2015 lalu, Rusia membuat kesimpulan pesawat MH17 jatuh karena ditembak oleh rudal versi lama yang memang tidak lagi digunakan oleh militer Rusia melainkan ada di gudang Ukraina.
Kontroversi pasca jatuhnya MH17 terus bergulir, sementara Barat menuding misil Rusia sebagai penyebab jatuhnya pesawat berpenumpang 298 orang itu -- Negeri Beruang Merah itu terus membantahnya.
Sebelumnya, penyelidik kecelakaan udara Belanda merilis laporan awal mengenai tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah Ukraina timur pada 17 Juli 2014. Penerbangan MH17 jatuh di area Ukraina timur yang dikontrol separatis pro-Rusia.
Seluruh penumpang dan awak, yang berjumlah 298 orang, tewas. Dua per tiganya adalah warga negara Belanda.
Dalam perkembangan penyelidikan, Ketua Dewan Keselamatan Belanda Tjibbe Joustra akhirnya mengungkapkan penyebab pasti insiden Malaysia Airlines MH17. Pesawat nahas itu dipastikan jatuh karena tembakan misil.
"MH17 jatuh karena ada ledakan misil Buk yang berasal dari luar pesawat," ucap Joustra seperti dikutip dari CNN, Selasa 13 November 2015.
Tidak hanya itu, Joustra juga menyampaikan pernyataan yang tak kalah mengejutkan. Misil yang membuat MH17 meledak merupakan roket pengembangan teknologi Rusia.
"Roket ini diluncurkan dari wilayah Ukraina Timur, dan meledak di bagian kiri kokpit Malaysia Airlines MH17," sambung dia.
Insiden MH17 terjadi pada 17 Juli 2014. Rencananya, pesawat Boeing 777 itu akan mengudara dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur. Awalnya, perjalanan burung besu yang membawa 283 penumpang dan 15 kru ini berjalan lancar.
Namun, semua itu berubah drastis saat burung besi ini berada di antara kawasan Krasni Luch, Luhansk dan Shakhtarsk, dekat Donetsk.