Liputan6.com, California - Autopilot diciptakan untuk memudahkan pengemudi selama berkendara. Namun demikian, teknologi tersebut malah jadi kambing hitam penyebab kecelakaan.
Dilansir Autoblog, seorang pengemudi Tesla Model S bernama Arianna Simpson menyalahkan sistem autopilot karena membuat mobil kesulitan melakukan pengereman. Ia mengalami kecelakaan di jalan bebas hambatan Interstate 5, California.
Saat itu, Arianna melaju dengan kecepatan 64 km/jam dengan menyalakan sistem autopilot, namun ternyata fitur collision avoidance atau penghindar tabrakan tidak berfungsi semestinya. Teknologi ini malah membuat ia terlambat melakukan pengereman.
Baca Juga
Advertisement
Pihak Tesla Motors mengatakan sesaat sebelum kecelakaan itu Arianna sebenarnya telah menonaktifkan sistem pengereman darurat dari fitur autopilot dengan menginjak pedal rem dan mengambil alih kemudi.
Tesla mengklaim terus mendidik pelanggan mengenai penggunaan fitur dan mengingatkan mereka untuk siaga mengambil alih kemudi setiap saat sejak merilis fitur autopilot.
"Autopilot adalah sistem yang jauh lebih canggih di jalan saat ini tetapi tidak mengubah Tesla menjadi kendaraan otonom dan tidak memungkinkan bagi pengemudi melepas tanggung jawabnya," ujar pihak Tesla Motors dalam pernyataan resminya.
Insiden ini merupakan kali kedua yang terjadi pada Tesla Model S dengan fitur masa depan Sebelumnya, seorang pengemudi di Utah bernama Jared Overton mengaku bila sedan yang menggunakan fitur Summon menabrak truk trailer yang sedang parkir.
Fitur summon bekerja secara otomatis mengeluarkan mobil yang berada di parkiran namun kemudian melaju secara liar. Saat itu mobil dalam kondisi tidak ada pengemudi selagi fitur summon diaktifkan. Tesla Motors juga kembali menyalahkan pengemudi yang dianggap lalai atas tabrakan di Utah.