Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia saat ini membutuhkan pelatih untuk tampil di pertandingan-pertandingan internasional. Sejumlah nama pelatih lokal muncul, tapi eks Direktur Teknik Timnas Indonesia, Pieter Huistra juga bisa dikedepankan.
FIFA mencabut sanksinya untuk Indonesia setelah PSSI tidak lagi dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dengan dicabutnya sanksi oleh FIFA, Indonesia berhak kembali berkiprah di level internasional.
Baca Juga
- 7 Fakta MU Vs Bournemouth: Setan Merah Bisa Cetak Rekor Buruk
- Aksi 1000 Lilin Jakmania Antarkan Kepergian Fahreza
- Marcus Rashford Buat Hodgson Jilat Ludah Sendiri
Advertisement
Piala AFF 2016 menjadi turnamen terdekat yang bakal diikuti oleh Tim Garuda. Sayangnya, kondisi timnas Indonesia saat ini jauh dari kata siap. Selain tidak memiliki pelatih, timnas Indonesia juga sudah lama tidak bertanding.
Hal ini berbanding terbalik dengan negara-negara ASEAN lain yang mengikuti pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019. Tugas pertama PSSI untuk timnas setelah sanksi dicabut adalah mencari pelatih.
Nama Aji Santoso dan Benny Dolo (Bendol) salah satu yang dapat dipertimbangkan. Alasannya, kedua pelatih lokal ini sedang tidak melatih klub di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.
Aji dan Bendol kebetulan juga memiliki pengalaman melatih di level timnas. Namun, nama pelatih lokal lain juga tak menutup kemungkinan dikedepankan seperti, Djadjang Nurdjaman, yang sekarang tanpa klub setelah pulang dari Italia.
Prestasi pelatih yang akrab disapa Djanur itu terbilang mentereng bersama Persib. Selain mengantarkan Maung Bandung menjadi juara Indonesia Super League 2014, Djanur juga membawa Persib mengangkat trofi Piala Presiden 2015.
Huistra, yang kini menangani klub gurem Jepang, Iwaki FC, bukan tak mungkin kembali, karena kontraknya bersama PSSI masih sampai Desember 2016. Namun Huistra kemungkinan bakal kembali ke posisi Direktur Teknik.
Tidak sedikit yang menginginkan Indra Sjafri, Nilmaizar, maupun Dejan Antonic, tapi hal itu terbilang berat. Indra menangani Bali United, Nilmaizar menukangi Semen Padang, dan Dejan kini berstatus sebagai pelatih Persib Bandung.
Bila menginginkan salah satu dari tiga nama pelatih itu untuk menangani timnas Indonesia, perlu negosiasi dengan klub yang mengontrak mereka. Konsentrasi para pelatih itu juga bisa terbelah karena harus menukangi klub dan timnas.
Sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi sempat mengutarakan ide yang kurang masuk akal, karena menginginkan Jose Mourinho melatih timnas Indonesia. Mourinho memang tengah menganggur setelah dipecat Chelsea, tapi jelas pelatih asal Portugal itu tidak realistis untuk timnas Indonesia.
Gaji Mourinho Rp 250 miliar per tahun, siapa yang bakal membayarnya? Bagaimana Kemenpora bisa membayarnya, bila bantuan dana Rp 100 miliar untuk Rio Haryanto tampil di F1 saja tidak juga terpenuhi.
Pelatih kelas dunia seperti Mourinho juga tidak punya alasan untuk menerima tawaran melatih timnas Indonesia. Sebelumnya, Mourinho bahkan pernah menolak tawaran melatih timnas Inggris dan timnas Portugal, negara kelahirannya.
Sekilas muncul nama Jacksen F Tiago yang statusnya sekarang tidak jelas sebagai pelatih klub Malaysia, Penang FA. Jacksen bukan nama yang asing bagi sepak bola Indonesia, bahkan dia pernah menjadi caretaker timnas bersama Rahmad Darmawan.