Liputan6.com, California - Sebuah teori baru mengungkap bahwa kehidupan di Bumi akan benar-benar 'berakhir' dalam waktu jutaan tahun ke depan. Dijelaskan, kondisi iklim dan lingkungan akan menjadi dua penyebab kehancuran Bumi.
Secara teknis, atmosfir Bumi akan terbakar dan samudera di Bumi akan meluap seiring berjalannya waktu. Di saat bersamaan, matahari akan lebih panas karena memendarkan cahaya api yang lebih lebar. Akan tetapi, Tata Surya akan terus hidup.
Meski Bumi bakal binasa, mereka mengatakan bahwa masih ada harapan bagi manusia untuk bisa bermukim di luar angkasa, tepatnya di Bulan.
Kedengarannya memang mustahil. Namun seiring waktu dan teknologi berkembang, pasti akan ada cara agar Bulan bisa dijadikan pemukiman bagi makhluk hidup.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir Gizmodo pada Rabu (18/5/2016), dua ilmuwan yang memberikan prediksi itu merupakan astronom tersebut adalah Ramses Ramirez dan Lisa Kaltenegger. Mereka percaya, selain Bulan, bulan-bulan lain seperti Enceladus dan Europa bisa dihuni manusia.
"Di masa mendatang, matahari akan terus memanas dan begitu terang untuk Bumi. Sebelumnya, banyak yang mengira Mars akan menjadi tempat pemukiman yang pas untuk manusia. Namun kami pikir bulan justru bisa menjadi lebih baik bagi anak cucu kita," kata Kaltnegger.
Prediksi ini telah terpublikasi di Astrophysical Journal. Dalam sebuah gambar, Ramirez dan Kaltenegger memperlihatkan lokasi zona layak huni bagi manusia.
"Saat ini, matahari diprediksi berusia 4,6 miliar tahun. Bumi masih berada di zona layak huni bersama dengan Mars. Jika matahari berusia 12,5 miliar tahun, ukurannya akan semakin besar. Bumi dan Mars akan lepas dari zona layak huni," papar Ramirez.
Ia melanjutkan, Jupiter dan Saturnus akan memasuki zona layak huni. Oleh karena itu, pihaknya tengah menelusuri kedua bulan planet tersebut (Enceladus dan Europa) apakah memang bisa menjadi tempat hunian manusia.
Tak hanya bulan, planet pun bisa menjadi tempat layak huni bagi manusia. Sebelumnya, NASA juga telah menemukan 1.200 planet yang diduga memiliki tanda kelayakan huni bagi manusia.
Tercatat, dari 1.284 planet yang ditemukan, 550 di antaranya memiliki tekstur berbatu yang mrip dengan Bumi. Sembilan di antara ribuan planet asing tersebut mengorbit di lintasan zona yang disebut "Goldilocks".
Selain sembilan planet tersebut, 21 planet yang juga disebut sebagai 'exoplanet' lain pun ditemukan di zona Goldilocks.
Natalie Batalha, Kepala Riset Misi Kepler di NASA mengatakan hasil temuan ribuan planet ini memang mengejutkan. Ia dan pihak NASA mengungkap, akan terus mencari dan memahami keberadaan planet tersebut.
(Jek/Cas)