Liputan6.com, Yogyakarta - Seiring dengan perkembangan virtual reality, ketersediaan smartphone dan perangkat pendukungnya semakin banyak.
Sebagai salah satu vendor yang menelurkan produk virtual reality, Lenovo mendukung penuh pengembang lokal untuk menciptakan konten berbasis virtual reality.
Langkah konkret yang ditempuh Lenovo adalah memberikan produk Lenovo Vibe K4 Note plus VR Glass senilai Rp 30 juta kepada para pengembang lokal di Jogja Digital Valley. Dukungan ini diharapkan juga dapat membantu memajukan industri kreatif di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Jogja Digital Valley merupakan salah satu dari tiga inkubator startup yang dinaungi oleh Telkom. Dua inkubator lainnya ada di Bandung dan Jakarta.
Pada sesi acara Lenovo Vibe K4 Note Media Camp di Yogyakarta, GM Jogja Digital Valley Samuel Henry mengungkap kini virtual reality jauh lebih murah dan sederhana jika dibandingkan awal 2000-an.
"Virtual reality dulu cuma dimiliki sebagian orang. Tahun 98 saya pernah coba. Harganya mahal banget. Amit-amit lah. Perangkatnya juga rumit," ujarnya di kantor Jogja Digital Valley.
Namun sekarang, kata Samuel, siapa pun saat ini bisa menjajal virtual reality. Bahkan, ruang lingkup virtual reality saat ini makin luas. Tak hanya permainan, virtual reality kini bisa diterapkan di bidang pariwisata, real estate, dan bidang-bidang lainnya.
"Virtual reality sudah makin membumi, menjangkau pengguna. Dulu cuma developer gede dengan budget gede yang bisa pake virtual reality. Sekarang developer rumahan pun bisa," tutur Samuel.
Sementara itu, Mobile Business Group 4P Manager Lenovo Indonesia Anvid Erdian, mengutarakan, "Lenovo ingin menciptakan ekosistem virtual reality yang bisa dinikmati oleh semua konsumen."
Perlu diketahui, Lenovo pernah menggelar kompetisi pembuatan aplikasi virtual reality di Jakarta. "Kami bekerja sama dengan Dicoding sebelum Vibe K4 Note dirilis. Salah satu pemenangnya adalah Agate dari Yogyakarta," kata Mobile Business Group Marketing Lead Lenovo Indonesia, Miranda Warokka.
Ia mengakui, selama ini pihaknya mengakui mindset yang muncul ketika bicara soal virtual reality adalah game. Namun ternyata, virtual reality bisa diterapkan juga di bidang lainnya.
(Why/Cas)