Liputan6.com, Jakarta Kurangnya informasi maupun edukasi seks sejak dini sangat terasa di Kabupaten Halmahera Selatan. Hal ini membuat kasus HIV/AIDS masih mengancam di Indonesia bagian Timur ini.
Seorang dokter PTT yang sempat ditugaskan di Puskesmas Makian, Halmahera Selatan, Maluku, Dr Mayang mengatakan, kondisi remaja di sana masih agak mengkhawatirkan. Semasa setahun bertugas di tempat ini, beberapa remaja perempuan kerap memeriksakan kehamilan meski mereka belum menikah secara resmi.
"Banyak anak sekolah yang tidak mendapat pendidikan seks. Itu sebabnya mereka bisa bebas bergaul tanpa pendampingan orangtua," kata dia ketika menyambangi kantor Redaksi Liputan6.com di Jakarta, Selasa 917/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Mayang, perilaku seks berisiko sempat tinggi ketika guru memberikan tugas kelompok kepada pada siswa.
"Saya pernah bertanya, bagaimana mereka melakukannya karena mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan atau di kebun dekat rumahnya. Mereka menduga, keterbatasan listrik membuat banyak anak sekolah yang bercinta di tempat umum tanpa kondom," ujarnya.
Yang membuat Mayang terkejut, para siswi di sana juga seolah tidak malu bila hamil di luar nikah. Mereka berbondong-bondong datang ke puskesmas dan meminta obat untuk mengurangi efek mual dan sebagainya.
Semenjak tugas kelompok dihapuskan, kata dia, kasus hamil di luar nikah ini turun drastis. Namun tetap saja, edukasi seks tetap dilakukan. Dia bersama rekan-rekannya aktif melakukan kegiatan penyuluhan ke sekolah-sekolah khususnya SMP dan SMA untuk menyampaikan beberapa poin edukasi pendidikan seks dalam program ABAT (Aku Bangga Aku Tahu).