Liputan6.com, Jakarta - Musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Partai Golkar memilih Setya Novanto sebagai ketua umum partai berlambang beringin itu. Sementara, Ade Komarudin memilih mundur.
Mengomentari perihal ini, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan berpendapat, ada sikap kedewasaan Partai Golkar dalam munaslub.
"Itu menunjukkan sikap kedewasaan Munaslub. Artinya, bisa ada kesepakatan Aburizal Bakrie dan Agung Laksono untuk bersama-sama membuang ego," ujar Luhut dalam wawancara khusus bersama Liputan 6 SCTV, Senayan, Jakarta, Selasa (17/5/2016) malam.
Baca Juga
Advertisement
Kedua, lanjut Luhut, Ade Komarudin juga memiliki kedewasaan yang sama dengan Golkar. "Itu menunjukkan Ade Komarudin punya kedewasaan. Sehingga mengurangi distorsi di depan," sambung politikus Golkar itu.
Terkait dugaan adanya cawe cawe dari pihaknya dalam pengunduran Ade Komarudin, Luhut membantah nya. "Enggak lah. Saya sih enggak mau mencampuri itu," pungkas Luhut.
Dalam pemungutan suara pada Munaslub Partai Golkar di Nusa Dua, Bali sejak Selasa dini hari, Setya Novanto berhasil mengalahkan tujuh calon ketua umum lain.
Delapan calon ketua umum Golkar masing-masing memperoleh suara: Ade Komarudin 173 suara, Setya Novanto 277 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin 2 suara, Priyo Budi Santoso 1 suara, Aziz Syamsuddin 48 suara, Indra Bambang Utoyo 1 suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara, dan suara tidak sah berjumlah 11, sehingga total suara 554.
Dari hasil tersebut, sejatinya Ade Komarudin dan Setya Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua, karena keduanya memenuhi perolehan suara 30 persen. Namun, Ade Komarudin memilih mundur.