'Metamorfosis' Jepang dalam Foto, dari Terpuruk Hingga Bangkit

Melalui pameran ini, pengunjung dapat melihat dan merasakan momentum dari masa transisi dan keterpurukan hingga masa kebangkitan Jepang.

oleh Citra Dewi diperbarui 18 Mei 2016, 09:16 WIB
Pengunjung acara pameran foto Jepang bertajuk 'Metamorphosis of Japan After the War'. (Liputan6.com/Citra Dewi)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat kebudayaan Jepang, The Japan Foundation, bekerjasama dengan Bentara Budaya Jakarta menyelenggarakan pameran foto karya 11 fotografer papan atas Negeri Sakura yang bertajuk 'Metamorphosis of Japan After the War'.

Pameran yang menampilkan 123 foto dengan tahun pengambilan sejak 1945 hingga 1964 tersebut, bertujuan untuk mengingatkan realitas yang terjadi di Jepang setelah Perang Dunia ke-2 dan bagaimana proses metamorfosisnya menuju kebangkitan.

General Manager Japan Foundation, Tsukamoto Norihira memberikan sambutan dalam acara pameran foto Jepang. (Liputan6.com/Citra Dewi)

"Melalui pameran ini, pengunjung dapat melihat dan merasakan momentum dari masa transisi dan keterpurukan hingga masa kebangkitan Jepang yang diabadikan oleh 11 fotografer Jepang," ujar General Manager Japan Foundation, Tsukamoto Norihira, ketika memberikan kata sambutannya dalam pembukaan pameran di Gedung Bentara Budaya, Jakarta, Selasa 17 Mei 2016 malam.

"Semoga dengan pameran ini masyarakat yang menikmatinya dapat mengenal Jepang lebih dekat," tambahnya.

Acara tersebut juga dibuka oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki. Dalam kata sambutannya, ia mengatakan bahwa pada 1945 Jepang mengalami kekalahan besar dalam perang dan menimbulkan banyak korban.

"Selama 20 tahun pasca perang merupakan masa-masa sulit bagi Jepang," ujar Tanizaki.

Duta BesaJepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki. di acara pameran foto Jepang bertajuk 'Metamorphosis of Japan After the War'. (Liputan6.com/Citra Dewi)

Dubes Tanizaki juga berujar dari 123 foto yang dipamerkan, terdapat 15 hingga 20 foto dari 2 orang fotografer yang membuatnya paling terkesan.

"Fotografer di sini sangat menunjukkan realitas dari keadaan yang ada. Dari segi pengambilan semuanya berbeda dan dari perbedaan itu lah yang menurut saya sangat menarik," ujarnya.

Pembukaan pameran foto tersebut juga diisi oleh penampilan band acapella asal Indonesia, Jamaica Cafe. Tak hanya itu, selama menikmati pameran, para pengunjung juga disuguhi musik-musik era 50 hingga 60-an yang dimainkan oleh DJ Satomata.

Foto dalam pameran yang digagas Kedutaan Jepang bersama Bentara Budaya Jakarta. (Liputan6.com/Citra Dewi)

Pameran foto yang digagas oleh Kedutaan Jepang ini rencananya berlangsung dari 18 hingga 30 Mei di Bentara Budaya tersebut terbagi atas tiga bagian, yakni The Aftermath of War (Dampak Perang), Between Tradition and Modernity (Antara Tradisi dan Modernitas), dan Towards a New Japan (Menuju Jepang Baru).

Dari foto-foto tersebut, para pengunjung dapat melihat kebangkitan drastis Jepang dalam kurun waktu 20 tahun, walaupun telah mengalami keterpurukan akibat kekalahan perang.

"Di tengah gempuran perubahan perang dan modernitas Jepang masih tetap menjadi Jepang dan tak kehilangan identitasnya. Semoga dengan adanya pameran ini kita juga bisa merefleksi bagaimana Indonesia di tengah berbagai perubahan tak menyangkal identitasnya sebagai Indonesia," jelas General Manager Bentara Budaya, Frans Sartono.

 

DJ Satomata menghibur di acara pameran foto Jepang bertajuk 'Metamorphosis of Japan After the War'. (Liputan6.com/Citra Dewi)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya