Liputan6.com, Yogyakarta - Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) sedang dilaksanakan di seluruh SD di Indonesia. Jika umumnya ujian diikuti banyak peserta, tidak demikian halnya di SD Wonolagi, Desa Ngleri, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ujian disekolah layanan khusus itu hanya diikuti dua siswa. Mereka adalah Relita Mahendarti dan Rizkika Fauziah.
Menurut guru SD Wonolagi, Jumidah, kendala medan yang berat dan jumlah anak usia sekolah yang sedikit menyebabkan peserta ujian sekolah di SD-nya hanya diikuti dua siswa. Untuk mencapai sekolah itu harus ditempuh dengan melewati jalan berbatu dan menyeberangi sungai melalui jembatan gantung.
"Total ada tujuh siswa yang belajar di sekolah ini. Tiga orang yang siswa pada kelas 4, dan dua orang siswa pada kelas 5," kata Jumidah, Selasa, 17 Mei 2016.
Baca Juga
Advertisement
Jumidah mengatakan karena jumlah siswa sedikit, SD itu hanya memiliki empat orang guru dengan satu tambahan kepala sekolah yang merangkap di SD Ngleri. Meski begitu, semangat siswa dalam menuntut ilmu tidak kalah dengan para siswa di sekolah biasa.
"Gurunya hanya empat. Guru kelas sebanyak tiga orang dan guru agama satu orang, sedangkan kepala sekolahnya digabung dengan yang di SD Ngleri," kata dia.
Sementara itu, salah seorang peserta UN, Relita Mahendarti mengaku jika semua persiapan UN sudah dilakukan jauh hari. Bahkan, waktu belajarnya pun dari sehari dua kali menjadi tiga kali sehari.
"Siap pokoknya saya sudah belajar dengan tekun," ucap Relita.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Gunungkidul Bahron Rosyid mengatakan, pihaknya memberikan layanan khusus kepada SD Wonolagi sebab daerah itu termasuk terpencil. Jarak sekolah terdekat mencapai 3 kilometer. Jarak yang ditempuh siswa bisa mencapai 7 km jika hendak sekolah di Desa Ngleri.
"Sekolah ini merupakan layanan khusus, jadi berapa pun jumlah siswanya akan tetap dilayani," kata Bahron.