Liputan6.com, Bengkulu - Orangtua mana yang tidak merasakan kepedihan hati mendalam jika ditinggal anak kesayangannya. Apalagi, ia pergi dengan cara tragis menyita perhatian publik.
Itu pula yang dirasakan Yakin (32), ayahanda Yuyun, korban kejahatan seksual berujung kematian.
Saat dihubungi Liputan6.com, Yakin mengungkapkan dirinya sudah tidak sanggup lagi tinggal di rumahnya yang terletak di Dusun V, Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Saat melihat seisi rumah, terutama kamar Yuyun, dia selalu merasa Yuyun ada di sana.
"Dia masih ada di sini, saya selalu melihatnya dari dalam hati. Kami sudah tidak sanggup lagi, sebaiknya kami pindah saja," ujar Yakin melalui telepon, Rabu (18/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Almarhumah Yuyun adalah putri satu-satunya pasangan Yakin dan Yana. Seorang lagi, saudara kembar Yuyun yang bernama Yayan adalah anak laki-laki mereka yang akan dilepas untuk menimba ilmu di pesantren di Jawa Timur yang dibiayai Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
"Sebenarnya kami tidak tega untuk pergi meninggalkan desa ini, apalagi Yuyun dimakamkan di sini, tetapi banyak hal yang harus kami pertimbangkan untuk kehidupan kami ke depan," kata Yakin.
Sementara itu, Yana, ibunda Yuyun selalu berharap bisa bertemu putrinya meski dalam mimpi. Namun, keinginan itu belum terwujud hingga kini.
Beragam upaya dilakukannya demi bertemu Yuyun untuk melepas rindu. Salah satu yang dilakukan Yana adalah memakai baju terakhir yang dipakai Yuyun sebelum peristiwa tragis itu terjadi. Baju tidur warna putih itu bahkan tidak pernah dicuci demi untuk mempertahankan bau keringat Yuyun yang masih menempel di baju.
"Tuhan belum berkenan mempertemukan kami dalam mimpi. Mungkin setelah kami pindah dari sini baru dia datang. Yuyun, ibu rindu," ucap Yana sambil terisak.