Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki lapangan minyak dan gas (migas) Natuna yang terletak di Kepulauan Riau. Lapangan ini memiliki kandungan gas lebih besar jika dibanding dengan blok Masela yang ada di Maluku. Sampai saat ini lapangan gas Natuna belum digarap oleh pemerintah.
Sekretaris Jenderal Komite Eksplorasi Nasional (KEN) Muhammad Sani mengatakan, kandungan gas di blok gas Natuna mencapai 46 triliun kaki kubik (TCF). Jumah tersebut jauh di atas kandungan dari Blok Masela. Di blok Maluku tersebut, kandungan gas yang tersimpan hanya 7 TCF.
"Natuna penting. Kita tahu kalau di Masela itu kandungannya 7TCF, tidak seberapa besar jika dibanding dengan Natuna yang mencapai 46TCF. Itu baru di satu lapangan, kita punya 4 sampai 6 kali lipat Masela," kata Sani, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (18/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Namun sampai saat ini lapangan gas Natuna belum bisa dimanfaatkan karena memang belum ada pengembangan di wilayah tersebut. Seharusnya, jika lapangan tersebut dikembangkan maka bisa meningkatkan ketahanan energi nasional.
"Kami melihat potensi besar di Natuna, ada 46 TCF Artinya ada 46 juta rumah tangga bisa dialiri listrik dari kandungan gas yang ada," ungkap Sani.
Saat ini KEN sedang melakukan pengkajian lapangan gas Natuna. Pengembangan lapangan tersebut harus cepat dilakukan. Alasannya, wilayah tersebut berada di perbatasan dengan negara tetangga. Dengan dikembangkannya lapangan tersebut maka bisa menunjukkan kedaulatan Indonesia.
"Kami sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak. Ada isu ketahanan nasional sangat mempengaruhi, jadi harus cepat ada bendera Indonesia di Natuna Bagian Timur. Kalau ada rig (alat bor pencari migas) pasti ada bendera, nanti kita lihat reaksi negara tetangga seperti apa," tutur Sani.
Untuk mengembangkan kawasan tersebut perlu dukungan berbagai pihak agar pengembangan terintegrasi, seperti pembangunan kawasan industri di sekitar wilayah tersebut.