Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup mendatar pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) setelah sempat volatile, didukung laju saham perbankan. Ini terjadi seusai Federal Reserve mengisyaratkan potensi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones industrial average turun 3,43 poin atau 0,02 persen ke posisi 17.526,55. Sedangkan indeks S&P 500 naik 0,41 poin atau 0,02 persen menjadi 2.047,62, dan Nasdaq Composite bertambah 23,39 poin atau 0,5 persen ke level 4.739,12.
Pejabat Bank Sentral AS usai pertemuan mengatakan, menjadi momen tepat untuk menaikkan suku bunga pada Juni jika data ekonomi tercatat tumbuh menguat pada kuartal kedua antara lain terkait inflasi dan pekerjaan.
Usai rilis pernyataan ini, pedagang memproyeksikan 34 persen The Fed berpeluang menaikkan suku pada Juni. Prediksi ini bertambah dari sebelumnya sebesar 15 persen pada Selasa, menurut CME FedWatch. Untuk Juli, pedagang melihat peluang kenaikan mencapai lebih dari 50 persen dari tarif.
Baca Juga
Advertisement
"Itu ditangkap pasar sebagai kejutan," kata Wakil Presiden Senior BB & T Wealth Management Bucky Hellwig di Birmingham, Alabama.
Dia menambahkan, pembahasan berikutnya adalah pertanyaan apakah ekonomi cukup kuat untuk mengambil kenaikan suku bunga lain serta bagaimana pasar merespon mulai dari sekarang hingga pertemuan Juni.
The Fed meyakini dengan melihat data ekonomi terakhir, inflasi akan naik menuju target 2 persen. Di mana mereka tidak mempedulikan soal perlambatan ekonomi global, berdasarkan notulen rapat 26 dan 27 April. The Fed menaikkan suku pada bulan Desember untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade.
"Saya pikir sudah saatnya bahwa Federal Reserve mulai menormalkan kebijakan. Kami sudah mencoba ini selama tujuh tahun. Mari kita mencoba sesuatu yang baru," kata Jim Paulsen, Kepala Strategi Investasi Wells Capital Management di Minneapolis.
Indeks S&P dan Dow sempat menguat sebelumnya meski kemudian berbalik negatif saat muncul pernyataan The Fed.
Sektor keuangan menjadi yang mencatatkan kinerja terbaik, dengan ditutup naik 1,9 persen untuk sesi satu hari terbaik dalam satu bulan. Seperti saham JPMorgan yang menguat 3,9 persen dan Bank of America naik naik 4,9 persen.
Sementara sektor yang meleah adalah saham ritel, yang terjadi dipicu hasil kinerja yang buruk. Saham Target Corp turun 7,6 persen menjadi US$ 68 akibat penjualan kuartalan yang susut.
Sekitar 8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas hampir 7,3 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.