Liputan6.com, Jakarta - Indonesia rajin impor komoditas ubi kayu atau singkong selama periode Januari-April 2016. Nilai impor singkong Negara ini mengalami kenaikan setiap bulannya hingga total mencapai US$ 1,20 juta atau sekitar Rp 15,84 miliar dalam kurun waktu 4 bulan ini.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Kamis (19/5/2016), Indonesia mengimpor ubi kayu atau singkong seberat 7,27 juta Kilogram (Kg) dengan nilai US$ 1,20 juta. Realisasi impor tersebut melonjak signifikan dari nilai impor di Januari-April 2015 yang baru mencapai US$ 6.802 dan berat 28,34 ribu Kg.
Jika dilihat lebih rinci, negara pemasok utama singkong ke Indonesia adalah Vietnam dengan nilai impor sebesar US$ 1,20 juta. Sementara negara lainnya tercatat belum mengekspor komoditas tersebut ke Indonesia alias nihil atau nol.
Baca Juga
Advertisement
Khusus di April 2016, nilai impor singkong dari Vietnam sebesar US$ 997,76 ribu dengan berat 6,05 juta Kg. Angka ini membengkak dari realisasi periode sama tahun lalu senilai US$ 6.802 dan berat 28,34 ribu Kg. Sementara di bulan Maret 2016, impor singkong dari Negeri Gajah Putih mencapai US$ 191,09 ribu seberat 987,56 ribu Kg.
Selain singkong, RI juga rajin mengimpor beras dari Vietnam. Pada periode Januari hingga Maret lalu, impor beras totalnya mencapai US$ 393,14 juta, naik dibanding tahun lalu.
Impor paling besar adalah dari Vietnam dengan total mencapai US$ 198,41 juta, diikuti Thailand US$ 189,8 juta, Pakistan US$ 3,09 juta, India senilai US$ 1,04 juta, China senilai US$ 488,9 ribu dan lainnya senilai US$ 267,64 ribu.