Liputan6.com, Chibok - Setelah berpisah dengan keluarganya selama dua tahun, Amina Ali Nkeki, akhirnya bisa kembali merasakan hangatnya pelukan sang ibu.
Amina merupakan salah satu korban penculikan oleh kelompok Boko Haram, bersama ratusan siswi lainnya, dari sekolah menengah di timur Chibok, pada April 2014.
Gadis yang kini berusia 19 tahun itu, ditemukan oleh kelompok relawan Vigilante di belantara hutan Sambisa, dengan menggendong seorang bayi.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan yang dikutipo dari BBC, Rabu (19/5/2016), Amina dikenali oleh salah seorang pejuang Satuan Tugas Gabungan Sipil atau Civilian Joint Task Force (JTF) -- kelompok relawan yang dibentuk untuk melawan Boko Haram.
Saat ditemukan, gadis itu bersama dengan seorang pemuda yang diduga merupakan anggota kelompok radikal yang telah menculiknya.
Pemuda bernama Mohammed Hayatu. Ia mengaku adalah ayah dari anak yang digendong Anima. Hayatu kemudian ditahan oleh militer Nigeria.
Menurut laporan dari ketua komunitas Chibok, Hosea Abana Tsambido, Amina ditemukan oleh kelompok relawan saat sedang mencari kayu bakar di dalam hutan.
"Dia berkata semua siswi lainnya ada di tempat itu. Enam orang telah meninggal," kata Hosea.
Aboku Gaji, pemimpin gerakan JTF di Chibok mengatakan, saat dia melihat Amina, dia langsung mengenali gadis tersebut sebagai salah satu siswi yang hilang.
"Aku meminta anggotaku membawanya ke rumah dan dipertemukan dengan orangtuanya," kata Gaji
Dia juga mengatakan, saat sampai di rumah, Gaji meminta ibu gadis itu untuk memastikan benarkah gadis yang berada di hapadannya adalah buah hatinya.
"Saat dia melihat Amina, dia langsung memeluknya erat-erat sambil memanggil nama Amina. Sangat mengharukan," kata dia.
Amina saat itu juga langsung memeluk ibunya, sambil berusaha menenangkan wanita yang dicintainya itu.
"Ibu sudahlah, tenanglah. Aku tidak berpikir bisa bertemu lagi denganmu, hapuslah air matamu ibu. Kita bertemu atas kehendak Tuhan," kata Amina menenangkan ibunya.
Setelah adegan mengharukan tersebut selesai, Amina harus dibawa melapor pada pihak berwajib, sebelum akhirnya bisa bersama keluarganya lagi.
Menurut laporan militer setempat, siswi tersebut, bersama dengan bayinya, kemudian dibawa menuju ibukota regional, Maiduguri, untuk pemeriksaan kesehatan.