Liputan6.com, Pontianak - Dua bulan lebih Suhartati Binti Syarifudin Jakfar bekerja di Brunei Darussalam. Tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Desa Samili, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Namun bukan setumpuk dolar Brunei yang dikantonginya, Suhartati harus pulang dengan tangan hampa ke Tanah Air. Semua bermula dari kematian kucing peliharaan sang majikan.
Saat itu majikannya di Brunei menuduh perempuan 41 tahun tersebut telah membunuh si kucing. Seperti dituturkan Kepala Seksi Penyiapan Penempatan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Pontianak As Syafii, Suhartati lalu dipulangkan majikannya.
"Tidak terima dengan kematian kucing peliharaannya mati, majikan tersebut kemudian memukul Suhartati dan berlanjut pemutusan kontrak kerja TKI dan memulangkannya ke Indonesia melalui Pontianak," tutur As Syafii di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (19/5/2016).
Bingung Pulang
As Syafii menjelaskan, setelah berada Pontianak, warga NTB itu pun kebingungan. Sebab, Suhartati tidak memiliki biaya untuk pulang ke kampung halamannya.
"Beruntung seseorang mau membantu menumpangkan bermalam dan membawa ke Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat untuk dibantu menangani masalahnya. Oleh Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat kemudian melimpahkan masalah TKI ini ke BP3TKI Pontianak," tutur As Syafii.
Baca Juga
Advertisement
Dia mengaku, pada awalnya, jajarannya menerima informasi dari Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Barat dan pengaduan TKI secara langsung di Crisis Center BP3TKI Pontianak atas nama Suhartati Binti Syarifudin Jakfar.
"Meminta bantuan pemulangan ke daerah asalnya di Bima, Nusa Tenggara Barat. Mengalami pemukulan di sekitar wajahnya namun Suhartati tidak mempersoalkannya dan tidak menuntut majikannya," tutur As Syafii.
"Dugaan kami, TKI ini diberangkatkan secara tidak resmi atau non prosedural ke Brunei Darussalam pada pemberangkatannya yang kedua ini," tutur As Syafii.
Diketahui ini bukanlah kali pertama Suhartati bekerja di Brunei Darussalam. Pada pemberangkatan awalnya, wanita berkerudung itu berangkat secara resmi.
As Syafii mengatakan, TKW asal NTB itu sudah dipulangkan hari ini. Terkait pemulangan Suhartati, jajarannya melakukan koordinasi dengan BP3TKI Mataram.
"Nanti di Mataram sudah ada yang jemput juga tim BP3TKI Mataram. Kita bekerjasama dengan BP3TKI Mataram untuk memulangkan ke daerah asal TKW ini dengan menggunakan pesawat," ucap As Syafii.