Liputan6.com, Purbalingga - Jika Anda ke Purbalingga dan ingin menikmati daya tarik wisata yang tidak biasa, datanglah mengunjungi air terjun (curug) yang banyak terdapat di desa-desa. Pesona curug yang tersebar di sisi Timur Gunung Slamet itu bisa menyejukkan mata serta hati.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno mengatakan ratusan curug mulai dari yang debit airnya kecil hingga yang besar, dan dari ketinggian yang rendah hingga puluhan meter, ada di Purbalingga.
"Dengan banyaknya curug ini, wilayah Purbalingga sering mendapat sebutan 'Sewu Curug' atau 'Seribu Curug'. Daya tarik wisata yang terselubung ini memberikan keindahan yang mempesona bagi wisatawan," kata Prayitno, di sela-sela mengunjungi sejumlah curug di wilayah Desa Tlahab Kidul dan Tlahab Lor, Kecamatan Karangreja, Kamis, 19 Mei 2016.
Menurut Prayitno, sejumlah curug sudah dikelola dengan baik oleh pelaku wisata yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Jalan menuju curug yang kebanyakan jalan setapak, sudah dibuat rapi dan aman untuk pengunjung.
Baca Juga
Advertisement
Namun, masih banyak curug yang belum dikelola oleh pihak desa atau warga masyarakat setempat. Untuk itu, pemerintah setempat terus mendorong desa maupun kelompok masyarakat untuk mengelola curug itu agar bisa memberi pendapatan kepada warga.
"Seperti di Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, ada tiga curug yang potensial untuk dikelola masyarakat setempat. Pengelolaan itu tentunya, tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan," kata Prayitno.
Prayitno menyebut, keindahan curug yang masih terselubung dan belum banyak dikunjungi wisatawan seperti di Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari. Di desa itu ada Curug Tempuran yang airnya bersumber dari tempuran Kali Lutung dan Kali Lembarang, Curug Pengantin yang bertingkat dengan ketinggian 40 meter, dan Curug Sawangan yang masih tertutup batu besar.
Selain ketiga curug itu, masih ada tujuh curug lain yang kecil-kecil.
"Jalan setapak menuju beberapa curug itu memang belum tertata rapi, namun pada hari-hari libur, sudah banyak pengunjung dari lokal yang datang," kata dia.
Tidak jauh dari Desa Bumisari, di tetangga desanya, Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet ada Curug Nini, Curug Ciponggoh (ada yang menyebut Curug Singogah), Bataputih dan Telaga Bolangirit. Di Desa Cipaku, juga terdapat situs batu tulis. Masih di Mrebet, tepatnya di Desa Serayu Larangan, ada Curug Ciputut.
Curug-curug Purbalingga
Di wilayah Kecamatan Bobotsari, ada Curug Penisihan di Desa Palumbungan. Curug ini memiliki ketinggian 8 meter, dan aliran airnya membentuk kolam sekitar 25 meter. Air Curug Penisihan merupakan aliran Sungai Klawing, sungai terbesar yang membelah wilayah Purbalingga yang letaknya hampir mendekati hulu sungai.
Sedangkan di Desa Talagening, ada Curug Ciputut. Panoramanya cukup indah untuk dipandang. Air terjun ini berketinggian 30 meter dan tidak pernah kering sepanjang tahun. Banyak dikunjungi remaja-remaja pada saat libur dan mereka yang gemar berpetualang karena medannya cukup memadai dengan dinding dan lereng yang terjal.
Kemudian di Desa Tlahab Lor, Kecamatan Karangreja, lanjut Prayitno, setidaknya ada tiga curug yakni Curug Silintang, Silawang dan Curug Sikasur. Untuk menuju Curug Sikasur, harus melewati areal persawahan sekitar 600 meter.
Sedang untuk menuju Curug Silintang dan Silawang, perjalanan sekitar 40 menit dari balai desa Tlahab Lor. Di Desa Tlahab Kidul, ada Curug Sumba. Lokasinya hanya sekitar 300 meter dari jalan raya Karangreja – Bobotsari.
Selain curug itu, ada sejumlah curug lain yang sudah dikelola oleh Pokdarwis, seperti di desa wisata Tanalum, Kecamatan Rembang, ada Curug Aul, Curug Karang, Curug Nagasari, Curug Gogor dan curug lainnya.
"Curug Nagasari sering dijadikan ajang wisata minat khusus canyoning. Kemudian di desa wisata Panusupan, ada Curug Pesantren, Curug Wana Tirta, Curug Silawe dan beberapa curug lainnya," kata Prayitno menambahkan.