Liputan6.com, Jakarta Suhu saat mencuci yang terlalu rendah dan pemilihan deterjen yang salah jadi penyebab kaus kaki dan kaos oblong Anda masih bau meski sudah dicuci berkali-kali.
Bau tak sedap itu berasal bahan kimia yang disebut senyawa organik volatil (volatile organic compounds). Keringat yang keluar awalnya tak berbau, namun berkembang menjadi bau tak menyenangkan setelah terjadi kontak dengan bakteri di kulit (Corynebacterium dan beberapa spesies Staphylococcus).
Baca Juga
Advertisement
Para peneliti telah menemukan enam bahan kimia dari senyawa VOC yang berkontribusi terhadap bau tak sedap yang keluar dari kaus kaki dan kaus oblong Anda; asam butirat (bau tengik atau seperti aroma mentega), dimetil disulfida (aroma bawang), dimethyl trisulfide (bau yang sangat kuat), 2-heaptanone (aroma pisang busuk), 2-nonanone (bau lemak), dan 2-octanone (buah apel yang sudah tak layak dimakan).
Profesor Johan Dean dari University of Northumbria, mengatakan, selama proses cuci, konsentrasi VOC ini berkurang, tapi beberapa cenderung menetap.
Sementara, suhu yang terlalu rendah umum terjadi karena saat ini cukup banyak individu yang mulai sadar untuk menggunakan sesuatu yang tidak merusak lingkungan.
"Kebutuhan untuk melestarikan lingkungan dengan mengurangi suhu mencuci menjadi sesuatu yang penting di milenium baru ini," kata Profesor John Dean dikutip dari laman Daily Mail, Jumat (20/5/2016).
Mengganti kaus kaki setiap hari sangat dianjurkan supaya kaki terhindar dari infeksi akibat kuman yang ada di kaos kaki. Mengganti kaus juga menjaga agar kedua kaki tidak menghasilkan bau kaki yang tak sedap, apalagi jika dipakai dalam waktu yang lama.