Liputan6.com, Kairo - Kementerian Dalam Negeri Mesir secara resmi mengeluarkan nama pilot dan kopilot Pesawat EgyptAir hilang. Mereka adalah Pilot Mohamed Saeed Shaqeer, berusia 36 tahun dan memiliki 6.275 jam terbang termasuk 2.101 jam terbang Airbus 320.
Menurut juru bicara Badan Penerbangan Sipil Mesir dan maskapai EgyptAir, kopilot yang bertugas saat itu adalah Mohamed Ahmed Mamdouh Assem, berusia 24 tahun dan memiliki jam terbang 2.766.
Baca Juga
Advertisement
Kementerian dalam negeri mengatakan mereka tak memiliki afiliasi politik dan telah lolos pengecekan keamanan. Demikian seperti dilansir dari The New York Times, Jumat (20/05/2016).
Berbagai teori mengatakan kalau pesawat itu hilang dan jatuh karena aksi terorisme. Hal itu diungkapkan oleh pihak otoritas Mesir yang mengatakan kemungkinan besar potensi serangan terorisme lebih besar.
"Kemungkinan EgyptAir MS804 mendapat serangan teror lebih tinggi daripada adanya kesalahan teknis," ujar Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathi seperti dikutip The Guardian, Jumat (20/5/2016).
Para ahli penerbangan bahkan mengatakan ada kemungkinan bahan peledak dalam pesawat hilang itu.
Sosok Kopilot yang Mencintai Terbang
Cita-cita menjadi penerbang adalah impian semenjak kecil Kopilot Mohamed Mamdouh Assem.
Sang ayah juga kru penerbang di maskapai yang sama.
"Ia ingin jadi pilot semenjak umur 5 tahun," kata Omar Nasef, teman kecil Assem kepada Daily Beast.
"Ia orang luar biasa dan senang berteman dengan siapa saja," lanjutnya.
Ibu Assem seorang guru SD tempat di mana anaknya dan Nasef sekolah. Namun, ia meninggal dunia beberapa tahun lalu.
"Uang tabungan ibunya disimpan untuk pendidikan Assem. Akademi penerbangan sangat mahal di Mesir. Itu adalah pengorbanan besar," kata Nasef.
"Aku tahu ia mencintai terbang. Itu mimpinya..."
Pesawat EgyptAir dilaporkan hilang kontak dengan radar di atas Laut Mediterania, sekitar 280 km (175 mil) dari garis pantai Mesir pada pukul 02.45 pagi waktu setempat. Seharusnya pesawat itu dijadwalkan tiba di Bandara Kairo pada pukul 03.15 pagi.
EgyptAir MS804 dilaporkan tengah mengudara di ketinggian 37.000 kaki dan menghilang 80 mil (sekitar 10 menit) sebelum memasuki wilayah udara Mesir. Penerbangan itu dijadwalkan meninggalkan Paris pada Rabu 18 Mei pukul 23.09 waktu setempat untuk menempuh perjalanan sekitar 3 jam 45 menit, tiba di Kairo pada Kamis 19 Mei.