Liputan6.com, Makassar - Warga yang melintas di ruas Jalan Hertasning, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, digegerkan dengan kehadiran seekor buaya. Buaya itu dalam kondisi terikat dan diletakkan di depan gapura, Kompleks Permata Hijau Lestari.
Selain terikat, sebagian tubuh reptil itu juga dibungkus sarung batik. Warga pun berkerumun untuk melihat si buaya.
Akibatnya, arus lalu lintas di sekitar lokasi itu pun macet. Pantauan Liputan6.com, Jumat (20/5/2016) sekitar pukul 11.32 Wita, kepadatan terjadi, baik dari arah Jalan Aroepala menuju Hertasning dan sebaliknya.
Enal, pedagang kaki lima yang mangkal di Jalan Hertasning-Aroepala, bercerita tentang kronologi penemuan buaya itu. Sekitar pukul 11.00 Wita, dia mengaku dikagetkan dengan suara teriakan warga.
Baca Juga
Advertisement
Saat itu, kata dia, warga berteriak, "Buaya..buaya..!" Setelah didekati, benarlah Enal melihat sosok buaya bersisik hitam-kuning.
Ternyata setelah mendekati arah suara itu, kata Enal, memang benar ada buaya bersisik hitam-kuning. Oleh warga, buaya itu dianggap jelmaan manusia lantaran memiliki lima ruas jari. Meskipun pada umumnya buaya memang berjari lima.
"Tidak lama karena banyak orang yang lihat dan mampir foto lewat handphone. Tiba-tiba macet panjang karena banyak pengguna jalan yang mau lihat buaya yang ditangkap warga sekitar kompleks Permata Hijau," kata Enal kepada Liputan6.com di Makassar, Sulsel, Jumat (20/5/2016).
Enal mengungkapkan, fenomena buaya kembaran manusia ini bukan hal baru bagi warga etnis Bugis-Makassar.
"Makanya jangan heran kalau buaya itu diperlakukan seperti manusia, yakni dikenakan sarung. Apalagi hari ini hari Jumat yang dikenal sebagai hari keramat, tapi penuh berkah bagi kita sebagai PKL," ucap Enal penuh antusias.