Liputan6.com, Praha - Berganti giliran ketika melewati suatu gang sempit di antara dua bangunan bisa saja menjadi pengalaman yang menegangkan. Jika kurang bersabar, masalah pergantian giliran pemakaian gang bisa saja mengundang perkelahian.
Perlu ada solusi untuk menghindari terjadinya perselisihan yang disebabkan oleh hal sepele. Dikutip dari The Vintage News pada Jumat (20/5/2016), sebuah gang sangat sempit di kota Praha, Ceko, bisa menjadi contoh.
Gang sempit sepanjang 10 meter ini berada di Malá Strana, yaitu suatu kawasan tertua yang bersejarah di kota Praha, ibukota negara Ceko.
Baca Juga
Advertisement
Gang yang bernama Vinarna Certovka itu sangat sempit sehingga tidak memungkinkan dua orang untuk berpapasan di dalamnya. Lebarnya hanya 50 cm. Apalagi karena jalannya tidak rata dan memiliki sejumlah anak tangga.
Dari jalan raya, gang itu mengarah ke restoran Certovka di tepi kanal Certovka. Dan karena demikian sempitnya, dua mulut gang itu dilengkapi dengan lampu lalu lintas agar pengguna tidak terjebak di tengah-tengah.
Namun demikian, lampu lalu lintas itu sekarang malah menjadi daya tarik wisata. Orang datang ke sana, menekan tombol untuk mendapat giliran, masuk ke gang hingga di ujung lainnya, mengambil sejumlah foto, lalu kembali ke ujung asalnya. Mereka yang tidak mematuhi rambu yang ada akhirnya 'tabrakan' dengan orang lain yang datang dari arah sebaliknya.
Pemilik restoran di tepi kanal teringat kisah tentang seseorang yang terjebak. Katanya, "Suatu hari, seorang wisatawan tambun dari Jerman terjebak di dalam. Wanita itu tidak bisa naik ataupun turun. Para pegawai mencoba mendorongnya kembali ke jalan, tapi sia-sia. Akhirnya kami harus melumurinya dengan sabun, supaya lebih mudah bergeser. Ia terpaksa mencari makan siang di tempat lain."
Kawasan Mala Strana resminya bernama Mensi Masto prazke dan merupakan suatu distrik di Praha, ibukota Republik Ceko, yang sekaligus merupakan salah satu kawasan paling bersejarah.
Mala Strana dibangun oleh Raja Ottokar II dari Bohemia pada 1257. Sebagai kota yang dibangun oleh raja, kota itu memiliki beberapa hak istimewa. Kawasan itu dibangun dengan menggabungkan beberapa pemukiman di bawah Benteng Praha menjadi satu kesatuan administratif. Para warga aslinya diusir, lalu pengrajin dan pedagang Jerman diundang oleh sang raja untuk menetap di sana.
Pada abad pertengahan, kawasan itu menjadi pusat dominan untuk etnis Jerman warga Praha. Pada Abad ke-6, tempat itu juga dipenuhi warga Cheko keturunan Italia. Kawasan itu memiliki sejumlah gedung-gedung indah dan kawasan tepi sungainya bisa dibilang lebih borjuis.
Bangunan-bangunan Mala Strana didominasi arsitektur Baroque setelah kebakaran besar yang melanda distrik itu pada tahun 1541, walaupun riwayat distrik itu dimulai jauh sebelum jaman Baroque. Sebagai catatan, zaman Baroque berlangsung antara tahun 1600 dan 1750.
Bangunan paling luas dan tak terlupakan di Mala Strana yang berasal dari masa Baroque adalah Istana Wallenstein. Albert von Wallenstein adalah seorang jenderal militer di bawah Kaisar Ferdinand II.
Sesuai dengan perintahnya ada 26 rumah dan gerbang-gerbang tua dibangun di tempat yang sudah dibebaskan tersebut. Kompleks istana itu dilengkapi dengan 5 halaman dan sebuah taman disebut sebagai Taman Prancis.
Gereja-gereja di Mala Strana merupakan perkembangan yang paling menarik. Yang paling indah dan megah adalah Gereja St. Nicholas. Patung Bayi Kudus Yesus yang ada di dalam Gereja Bunda Kemenangan Kami terletak di Mala Strana.