Liputan6.com, Sentul - Pemerintah mengakui belum secara memaksimalkan keberadaan sumber bahan baku energi Baru Terbarukan (EBT) yang melimpah di negara ini.
Direktur Jenderal EBT Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, dari 801,2 Giga Watt (GW) potensi EBT yang dimiliki Indonesia, yang dimanfaatkan baru sebesar 8,66 GW atau 1 persen.
"Baru 1 persen untuk pemanfaatan energi belum optimal," kata Rida dalam acara Sinergi Kementerian ESDM Mewujudkan Kedaulatan Energi Melalui Konservasi Energi dan Program Indonesia Terang, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/6/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengungkapkan, peran EBT dalam kelistrikan Indonesia juga masih sedikit. Saat ini kapasitas pembangkit terpasang yang mengalirkan listrik sebesar 55,5 GW.
Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA ) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) yang memiliki potensi 75 GW. Negara ini baru memanfaatkan 7 persen atau 5,02 GW. Sementara dari potensi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Angin 113,5 GW, yanng baru dimanfaatkan 0,01 persen atau 6,5 MW.
Kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 532,6 GWp yang baru dimanfaatkan 0,01 persen atau sebesar 0,08 GWp. Adapula potensi Bioenergi 32,6 GW yang baru dimanfaatkan 5,3 persen, atau 1,74 GW.
Kemudian potensi listrik dari panas bumi sebesar 29,5 GW, baru dimanfaatkan 5 persen atau 1,44 GW, potensi listrik dari energi laut sebesar 18 GW, baru dimanfaatkan 0,002 persen atau 0,3 Mega Watt (MW).