Top 3: Permintaan Enno Parihah Sebelum Meninggal

Orangtua Enno merasa bersalah karena belum sempat memenuhi keinginan anaknya.

oleh Yus AriyantoSilvanus AlvinYandhi Deslatama diperbarui 21 Mei 2016, 20:12 WIB
Enno Pariah, korban pembunuhan dan pemerkosaan sadis dengan gagang pacul | Via: istimewa

Liputan6.com, Tangerang - Korban pembunuhan sadis dengan cangkul, Enno Parihah, sempat mengutarakan keinginannya agar dibelikan sepeda motor oleh orangtuanya. Hal itu agar memudahkan Enno dalam bekerja.

Selain itu, orangtua Enno juga mengatakan, Enno tidak pernah dijodohkan dengan siapa pun. Ini sekaligus membantah pengakuan tiga pembunuh Enno yang mengaku sakit hati karena Enno akan dijodohkan dengan seseorang.

Berita tentang keinginan terakhir Enno Parihah itu menjadi berita yang paling menyita perhatian pembaca Liputan6.com  terutama kanal News, Sabtu (21/5/2016). Informasi tersebut pun menjadi terpopuler.

Selain itu, berita lainnya yang tak kalah dicari adalah ketika Presiden Joko Widodo menyerukan damai untuk Suriah di KTT ASEAN-Rusia dan cerita pertemuan di Jalan Cendana sebelum Soeharto mundur.

Berikut ulasan berita-berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Sabtu (21/5/2016):

1. Keinginan Terakhir Enno Korban Pembunuhan dengan Cangkul

Rumah Enno Farihah di Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Serang (Yandhi Deslatama/Liputan6.com)

Enno Parihah (19), wanita korban pembunuhan sadis dengan cangkul di Tangerang, sempat menyampaikan pesan kepada orangtuanya agar dibelikan sepeda motor untuk memudahkan dia bekerja.

"Sebelum meninggal Enno pernah minta motor untuk pulang pergi kerja. Saya jadi merasa bersalah, padahal uang untuk beli motor sempat terkumpul sehari sebelum meninggal," kata Arif Fikri (53), orangtua Enno di kediamannya, Kampung Bangkir, Desa Pegandikan, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Serang, Banten, Jumat 20 Mei 2016.

Arif menyatakan, Enno tidak pernah dijodohkan dengan siapa pun. Ini sekaligus membantah pengakuan tiga pembunuh Enno yang mengaku sakit hati karena Enny akan dijodohkan dengan seseorang.

Selengkapnya...

 2. Seruan Damai Jokowi untuk Suriah di KTT ASEAN-Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) bersama Presiden RI, Jokowi berjalan ke aula untuk melakukan pertemuan di Sochi, Rusia, Rabu (18/5). Keduanya melakukan pertemuan bilateral sebelum KTT ASEAN-Rusia. (Alexei Druzhinin/Sputnik/Kremlin via Reuters)

Presiden Jokowi meminta negara-negara ASEAN dan Rusia untuk menjaga perdamaian dunia.

"Sudah waktunya semua negara di dunia mencegah dan menyelesaikan konflik,” ucap Jokowi, dalam Plenary Session ASEAN-Russia Commemorative Summit di Radisson Blu Congress Centre, Sochi, Rusia, Jumat 20 Mei 2016.

Salah satu konflik yang paling menyorot perhatian Jokowi adalah Suriah. Menurut dia, hal itu harus diakhiri karena sudah terlalu banyak korban yang jatuh.

Stabilitas dan perdamaian di Suriah harus diwujudkan. Sebab, konflik bisa berkontribusi terhadap perdamaian di Timur Tengah dan dunia.

Selengkapnya...

3. Cerita Pertemuan di Jalan Cendana Sebelum Soeharto Mundur

Almarhum Presiden RI ke-2 Soeharto menaiki sepeda motor yang dirancang oleh 12 insinyur muda Indonesia Astra di istana (24/9/1997). (ANTARA/AFP)

Senin, 18 Mei 1998. Demonstrasi mahasiswa terus digelar di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Tujuannya satu: Soeharto turun dari kursi presiden.

Sekitar 6 kilometer dari sana, sekitar pukul 21.00 WIB, Soeharto bertemu Nurcholish Madjid. Di rumah Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat itu, Soeharto meminta Nurcholish untuk menceritakan situasi di luar.

Seperti dikutip dalam Api Islam Nurcholish Madjid karya Ahmad Gaus AF, cendekiawan itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan: ia mengisahkan secara rinci aksi-aksi reformasi yang diwarnai kerusuhan di Jakarta ketika Soeharto sedang di Mesir pada 11-15 Mei. Menteri Sekretaris Negara Saadillah Mursyid ikut hadir dalam pertemuan.

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya