Liputan6.com, Malang - Gunung Semeru ditutup total untuk pendakian menyusul hilangnya dua pendaki asal Cirebon, Jawa Barat sejak empat hari lalu. Sudah sekitar 60 personel SAR Gabungan diterjunkan untuk pencarian terbuka.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) John Kennedie mengatakan, tim SAR gabungan telah dikirim secara bergelombang sejak Jumat, 20 Mei sampai pagi tadi.
“Open SAR resmi kita lakukan, karena itu pendakian ke Semeru kita tutup total sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” kata John dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Minggu (22/5/2016).
Kedua pendaki itu adalah Supyadi (26), warga Blok 4 Tegal Lempuyangan Lor, Tegal Gubug, Cirebon dan Zirli Gita Ayu Savitri (16), pelajar warga Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon.
Keduanya merupakan bagian dari rombongan berjumlah enam orang yang berangkat dari Ranupane sejak 17 Mei menuju Ranu Kumbolo.
Keesokan harinya, 18 Mei, rombongan melanjutkan pendakian menuju pos Kalimati. Pada 19 Mei dini hari, mereka mendaki ke puncak Semeru. Sampai pada batas vegetasi, dua orang turun ke Kalimati karena sakit, empat orang lainnya tetap melanjutkan perjalanan dan sekitar pukul 08.00 WIB pagi sampai Watugedhe untuk beristirahat.
Baca Juga
Advertisement
Di titik Watugedhe ini, dua orang lagi berhenti karena sakit, sedangkan dua orang, Supriyadi dan Zirli, tetap melanjutkan perjalanan ke Mahameru.
Namun ditunggu sampai siang, keduanyatak juga kembali turun. Oleh rombongan lain yang memilih turun dan bertemu Sukaryo (saver) di Kalimati, hilangnya kedua pendaki itu dilaporkan.
Saat itu juga segera dilakukan pencarian di puncak Mahameru namun hasilnya nihil. Akhirnya diputuskan dilaporkan ke Kantor Resort Ranupane dan ditindaklanjuti dengan memberangkatkan Tim Advance secara bertahap. Sampai pagi tadi, pencarian juga belum membuahkan hasil.
“Pendaki itu dilarang sampai ke puncak Semeru sesuai dengan rekomendasi PVMBG. Pendaki seharusnya sampai Kalimati saja,” ucap John.