Liputan6.com, London - Peradaban modern memberikan umat manusia banyak kemudahan dalam melakukan berbagai hal. Namun sayangnya, kehidupan modern itu pula yang mengancam populasi 20 persen tanaman di dunia.
Disampaikan Peneliti Konservasi Spesies, Steve Bachman dan dilansir Voice of America, Senin (23/5/2016), kehidupan 20 persen tanaman di dunia itu terancam punah dikarenakan semakin banyaknya habitat tumbuhan yang diperuntukkan bagi pertanian dan urbanisasi.
Ia memberi contoh, Bunga Lili Air kini tak lagi tumbuh di negara asalnya, Rwanda. Tanaman itu menjadi korban atas dikosongkannya lahan untuk pertanian dan pembangunan.
"Penduduk semakin bertambah sementara kita memerluka lahan. Pada dasarnya, habitat alami diubah agar kita punya perkebunan kedelai, tanaman, ternak dan berbagai hasilnya itu menyebabkan banyak spesies tanaman kehilangan habitat," jelas Bachman.
Baca Juga
Advertisement
Menurut laporan yang disusun Royal Botanic Gardens di London, dari 391.000 spesies tanaman yang terdaftar, lebih dari 80.000 diantaranya terancam punah. Selain karena pertanian dan urbanisasi, ancaman juga datang dari penebangan kayu dan pemotongan tanaman serta perubahan iklim.
Oleh sebab itu, para ilmuwan mendorong pemerintah untuk melakukan lebih banyak upaya demi mendirikan tempat-tempat pelestarian tanaman.
“Tindakan nyata yang harus segera dilakukan adalah menentukan wilayah penting mana yang perlu dilestarikan karena jenis tanamannya yang beragam, dan wilayah mana yang harus dikembangkan," ujar Kathy Willis dari Royal Botanic Gardens.