Liputan6.com, Amurang - Pamit untuk berangkat ke sekolah, Syenni Cicilia Christina Suawa (15), siswi SMK Pelita Kasih Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan, belum juga kembali ke rumah. Tidak ada yang mencurigakan dari tingkah Syenni pada Jumat 20 Mei 2016 itu.
Orangtuanya melaporkan segera hal tersebut ke kepolisian karena khawatir Syenni menjadi korban perdagangan orang. Sebab, dalam kurun tiga pekan terakhir, setidaknya tiga laporan orang hilang yang diikuti kasus perdagangan orang terjadi di Sulawesi Utara.
"Korban menghilang sejak Jumat pekan lalu, dan hingga kini belum kembali ke rumah," ungkap Kabid Humas Polda Sulut, AKB Wilson Damanik, kepada Liputan6.com, Senin (23/5/2016) pagi.
Menurut penuturan orangtua Syenni, saksi terakhir yang melihat korban adalah Rosita Suoth. Saat itu, keduanya bersama-sama naik angkot mikro trayek Amurang-Tumpaan.
"Namun saksi duluan turun dari angkot tersebut di terminal bayangan Tumpaan dan korban tetap berada dalam angkot itu untuk menuju ke sekolah," papar Wilson.
Setelah itu, siswi kelas I tersebut tidak lagi pulang ke rumah.
Baca Juga
Advertisement
Wilson mengatakan polisi tengah mencari dan mengembangkan kasus tersebut. "Seluruh jajaran polres dan tim khusus dikerahkan untuk pencarian. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi tindak pidana trafficking atau dugaan kekerasan seksual terhadap siswi tersebut," ujar Wison.
Dalam kurun tiga pekan terakhir ini, setidaknya tiga laporan orang hilang yang diikuti kasus perdagangan orang terjadi di Sulawesi Utara.
Awal Mei 2016, remaja Bitung VAJ menghilang selama 15 hari. Dia menjadi korban perdagangan orang serta pencabulan di Kota Bitung. Satu dari empat pelakunya yang berperan sebagai mucikari, sudah diringkus polisi.
"Satu pelaku lagi sementara kami kejar," tegas Kapolsek Maesa, Kompol Deli Manulang.
Kejadian yang sama dialami dua ABG Minahasa yang jadi korban penjualan orang di Kabupaten Minahasa Tenggara pekan lalu. Setelah berhari-hari dipaksa melayani sejumlah pria hidung belang, dua ABG Minahasa ini berhasil diselamatkan aparat Polres Minahasa.
Mato, satu dari dua tersangka yang berperan sebagai germo, ikut diciduk saat operasi tersebut. "Kami masih kembangkan kasus ini. Kemungkinan jumlah korban dan pelaku bisa bertambah," ujar Kasat Reskrim Polres Minahasa, Iptu Edi Kusniadi.