Liputan6.com, Kairo - Upaya pencarian black box atau kotak hitam pesawat EgyptAir yang hilang terus dilakukan. Pemerintah Mesir pun mengerahkan robot kapal selam guna mencari perekam data penerbangan itu.
"Kami sedang bekerja keras untuk menemukan dua kotak itu," kata Presiden Abdel Fattah al-Sisi dalam pernyataan pertamanya kepada umum tentang kecelakaan itu seperti dikutip dari BBC, Senin (23/5/2016).
Airbus A320 sedang terbang dari Paris ke Kairo dengan 66 orang di dalamnya ketika menghilang dari radar Kamis 19 Mei pagi.
"Tidak ada teori tertentu yang dapat kita yakinkan sekarang ini sebagai penyebab kecelakaan pesawat EgyptAir MS804," jelas al-Sisi.
Baca Juga
Advertisement
Menurut para penyidik, asap terdeteksi di berbagai bagian di kabin tiga menit sebelum pesawat lenyap dari radar. Sementara Menteri Penerbangan Sipil Mesir mengatakan penyebabnya lebih mungkin serangan teror dibanding kegagalan teknis.
Presiden al-Sisi memastikan semua skenario itu memang memungkinkan. Namun, butuh waktu lama untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.
Sebelumnya, militer Mesir pada Sabtu 21 Mei 2016 merilis gambar benda-benda temuan mereka di Laut Tengah atau Laut Mediterania. Mulai dari rompi penyelamat, barang-barang pribadi hingga puing-puing yang menunjukkan logo EgyptAir.
Mereka juga menyebutkan menemukan bagian tubuh manusia, dan koper.
Sejauh ini bagian utama dari pesawat dan dua "kotak hitam" yang merekam data penerbangan dan transmisi kokpit belum berada.
Dikutip kantor berita Reuters, sumber dari Kementerian Perminyakan negara itu menyebut robot kapal selam yang tidak disebutkan namanya itu biasanya digunakan untuk kilang minyak lepas pantai.
Sinyal Peringatan Asap
Aviation Herald menyebut, detektor asap menyala di toilet sebelum sinyal lenyap.
Disebutkan, sistem menunjukkan, pada jam 02.26 waktu setempat Kamis itu (00.26 GMT), asap terdeteksi dari toilet.
Semenit kemudian, alarm berbunyi mengindikasikan asap di bagian bawah kokpit yang berisi sistem elektronik dan komputer pesawat.
Pesan terakhir dari sistem yang disebut Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS) sampai pada pukul 00.29 GMT dan kontak dengan pesawat lenyap empat menit kemudian.
ACARS mengunduh secara rutin data dari pesawat yang sedang terbang kepada maskapai penerbangan yang mengoperasikannya. Disebutkan, pesan-pesan adanya asap itu, "Biasanya berarti awal dari api yang menyala." Namun, kata seorang juru bicara, "Kami tak mengambil kesimpulan apa pun. Semuanya masih dugaan belaka."
Editor Majalah International Aviation Security, Philip Baum mengatakan kepada BBC, kemungkinan adanya kegagalan teknis tidak dapat dikesampingkan.
"Ada asap dilaporkan dalam toilet pesawat, di sistem elektronik pesawat. Selama tiga menit sistem pesawat mati. Jadi mulai terlihat bahwa kemungkinan itu bukan pembajakan, lebih memungkinkan ada 'perjuangan' di kokpit, lebih mungkin ada api di kapal terbang itu," ucap Baum.
Pihak Yunani lain lagi, mereka mengatakan radar menunjukkan Airbus A320 membuat dua tikungan tajam dan terjun bebas dari ketinggian lebih dari 25.000 kaki atau sekitar 7.620 meter sebelum terjun ke laut.
Pencarian pesawat EgyptAir hilang itu, kini difokuskan untuk menemukan perekam penerbangan pesawat, di perairan sedalam 2.500-3.000 meter.