5 Tempat 'Keramat' di Markas Tim-tim Eropa

Ultras merupakan kelompok suporter garis keras dari sebuah klub yang punya idealisme sendiri dibanding penonton sepak bola pada umumnya.

oleh Risa Kosasih diperbarui 24 Mei 2016, 06:30 WIB
Suporter AC Milan dalam final Coppa Italia. (REUTERS/Alessandro Bianchi)

Liputan6.com, Jakarta - Bentrok antarsuporter pecah di laga Gresik United melawan PS TNI, Minggu (22/5/2016). Puluhan suporter tuan rumah terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat kejadian ini. Insiden tersebut dipicu penurunan bendera suporter lawan yang dipajang di sektor 5 stadion Tri Dharma, Gresik.

Bagi pendukung GU, sektor 5 selama ini dikenal sebagai tempat 'keramat'. Sebab lokasi tersebut biasa ditempati oleh kelompok garis keras alias ultras. Di sana, mereka hadir untuk meneriakkan yel-yel pembangkit semangat, memamerkan koreografi, atau memajang spanduk dukungan. 

Ultras sebenarnya bukan fenomena baru di dunia sepak bola. Beberapa klub Eropa bahkan dikenal bukan karena prestasinya, tapi karena aksi suporter garis kerasnya. Loyalitas, aksi dukungan, hingga idealisme politik menjadi pembeda antara ultras dengan pendukung biasa di stadion.

Di berbagai negara, kelompok garis keras ini juga sudah awam mendapat tempat khusus di dalam stadion. Di Italia, spot khusus bagi kelompok garis keras ini dikenal dengan sebutan curva. Ini mengacu pada bentuknya yang melengkung dan biasanya berada tepat di belakang gawang.

Berikut 5 lokasi-lokasi keramat di stadion-stadion kelas dunia:

 


UltrAslan

sumber: wap.ertir.com

Pemandangan paling gila yang dapat terlihat dari tribun ultras adalah pertemuan dua tim sekota antara Galatasaray dan Fenerbahce. Bentrokan duo Istanbul tersebut selalu diwarnai dengan kembang api, suar (flare), dan nyanyian yang diiringi tetabuhan gendang.

UltrAslan, kelompok suporter garis keras Galatasaray, bakal membuat lawan di dalam lapangan seolah-olah sedang bermain di dasar neraka yang dipenuhi nyala api. Pasalnya, stadion Trk Telekom Arena langsung ditutupi asap berwarna merah dengan letupan-letupan kembang api.


Gate 4

sumber: skysportaustria.at

Kelompok ultras Thira 4 atau Gate 4 merupakan suporter paling brutal yang mendukung PAOK, tim Liga Super Yunani ini. Meski klub mereka tak sementereng Panathiakos dan Olympiakos, kehadiran ultras ini menjadi tekanan tersendiri untuk tim tamu.

Legenda Napoli, Maradona sempat berkomentar kalau dia bakal bermain untuk klub tanpa dibayar kalau punya suporter segila Gate 4, yang menciptakan 'neraka hitam', begitu mereka menyebutnya. Nama Gate 4 diambil dari lokasi yang biasa ditempati kelompok ini di Toumba Stadium.


Curva Nord Lazio

sumber: ultraslazio.it

Italia boleh dikatakan gudangnya ultras. Sebutan curva sebagai lokasi khusus bagi kelompok suporter garis keras awalnya juga berasal dari Negeri Pizza ini. Salah satu yang paling keramat adalah Curva Nord atau tribun utara yang berada di markas Lazio, Stadio Olimpico.

Lokasi ini dijaga oleh Irriducibilli , C.M.L '74, Vikings, Banda Noantri, dan lain-lain. Namun, tim Elang Roma itu lebih dikenal dengan dengan Irriducibili-nya yang sangat rasis dan konservatif.

Ultras Irriducibilli Lazio beraliran politik sayap kanan (ultra konservatif). Mereka kerap dikritik karena aksi rasis dan membuat kesan tak menyukai kaum Yahudi.

Gara-gara aksi tesebut, UEFA pernah beberapa kali memberi sanksi denda pada Lazio hingga dihukum tak boleh bermain di hadapan pendukungnya sendiri.


Ultras Milano

Ultras merupakan kelompok suporter garis keras dari sebuah klub yang punya idealisme sendiri dibanding penonton sepak bola pada umumnya.

Yang tak kalah melegenda tentu saja Tribun Selatan alias Curva Sud Stadion San Siro, Milan. Lokasi ini milik kelompok besar ultras Rossoneri, yakni Brigate Rossonere, Guerrieri Ultras, Alternativa Rossonera, Commandos Tigre hingga Fossa de Leoni yang bubar pada 2005 lalu.

Curva Sud Milano menempati sektor 17 stadion dan dipimpin oleh Giancarlo Carpelli yang dijuluki Il Barone. Tahun lalu, Curva Sud Milan memasang beberapa spanduk protes dengan mengosongkan sektor ini saat AC Milan bertanding melawan Sassuolo.


Curva Nord Milano

Bila di bagian utara dikuasai oleh pendukung AC Milan, maka sisi selatan atau Curva Nord jadi milik kelompok garis keras Inter Milan. Stadion San Siro juga dikenal dengan sebutan Giuseppe Meazza.

Ultras Inter dikenal dengan sebutan Boys San. Mereka memegang tempat yang signifikan dalam perjalanan sejarah ultras Italia sebagai salah satu kelompok ultras tertua yang berdiri sejak 1969.

Kelompok lainnya, terdiri dari Viking, Irriducibili, Ultras, and Brianza Alcoolica.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya