Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) bekerja sama dengan Indonesia Infrastructure Finance untuk pembiayaan infrasturktur di daerah. Ini juga dimaksudkan untuk membangun perekonomian Indonesia pada akhirnya.
Ketua Umum Asbanda Kresno Sediarsi mengungkapkan langkah ini juga sebagai salah satu cara untuk menjalankan transformasi bisnisnya dari yang saat ini masih didominasi pembiayaan sektor konsumtif dapat dialihkan ke sektor yang produktif.
"Dengan kerja sama ini diharapkan akan melakukan langkah strategis antara Asbanda dengan IIF untuk nantinya dapat meningkatkan kemampuan tidak hanya dari pendanaan tapi sebetulnya pembukaan wacana mengenai pengelolaan pembiayaan infrastruktur," kata Kresno di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kresno, selama ini BPD masih mengalami kendala dalam meningkatkan pembiayaannya di sektor infrastruktur karena terbatasnya portofolio perusahaan. Diharapkan kerjasama ini akan meningkatkan pasar infrastruktur mereka.
"Selama ini memang sudah ada pembiayaan di infrastruktur, tapi kita ibaratnya kurang percaya diri untuk meningkatkannya, nah sekarang kita sudah ada gandengan sama jagonya, jadi kerjasama ini membuat kita semakin percaya diri," tegasnya.
Kresno menambahkan, peluang kerjasama ini bisa ditingkatkan di kemudian hari jika dalam realisasinya cukup baik. Dia juga menyarankan kepada IIF untuk bisa bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) secara langsung untuk pembiayaan proyek-proyek daerah.
Sementara di kesempatan yang sama Presiden Direktur IIF Arisudono Soerono mengatakan, dengan adanya kerja sama ini, maka akan memperkuat IIF sebagai fungsinya menjadi katalisator dalam investasi infrastruktur hingga ke daerah-daerah.
Menurutnya, lewat kerja sama ini, nantinya IIF akan membiayai proyek-proyek infrastruktur yang layak secara komersial melalui jaringan bank-bank pembangunan daerah anggota Asbanda.
"Khususnya guna mendukung pengembangan strategi pembiayaan dan jasa advisory (konsultasi) atas proyek-proyek infrastruktur baik yang dilaksanakan pemerintah, kerja sama badan usaha dan pemerintah, perusahaan milik negara maupun pembiayaan proyek infrastruktur sektor swasta," katanya.
Dia mengaku, sejauh ini IIF membidik pembiayaan terhadap 8 sektor infrastruktur, yakni transportasi, jalan, pengairan, air minum, air limbah, telekomunikasi dan informatika, ketenagalistrikan, dan migas.
Sementara produk yang ditawarkan IIF mencakup pinjaman senior, pembiayaan ulang, pinjaman subordinasi, investasi ekuitas, penjaminan, pinjaman siaga, sinikasi dan penasihat keuangan.
"Kami memiliki portfolio yang beragam dan mencakup hampir 20 proyek termasuk jalan tol, pengelola bandara dan bengkel perawatan pesawat, operator pelabuhan, infrastruktur telekomunikasi, pembangkit listrik, produsen gas dan pipa gas," tutupnya.