Liputan6.com, Jakarta Thorium dinilai akan menjadi alternatif sumber energi masa depan melalui pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berbasis thorium. Lantas apa keunggulan thorium dibandingkan dengan bahan baku energi lain?
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, PLTN thorium lebih efisien dibanding batu bara dan uranium sekalipun. Kalkulasinya, untuk menghasilkan 1.000 megawatt (MW) atau 1 gigawatt per tahun diperlukan batu bara sebesar 3,5 juta-4 juta ton. Sedangkan untuk uranium setidaknya sebesar 200 ton-250 ton. Namun thorium, bisa lebih hemat lagi
Advertisement
"Sementara thorium mampu menghasilkan kapasitas produksi listrik sebesar itu hanya dengan volume sebesar 7 ton," ujar dia di Jakarta, Selasa (24/5/2016).
Saleh juga menjelaskan, thorium merupakan limbah radioaktif yang hanya ditimbun dan belum dimanfaatkan sebagai hasil pemurnian dari timah, monazite, titanium dan zirkon. "Bila thorium dimanfaatkan, maka hal ini sekaligus menjadi implementasi paradigma waste to energy (limbah menjadi energi)," kata dia.
Menurut Saleh, saat ini sumber daya thorium di Indonesia diperkirakan sebesar 140.000 ton. Dengan demikian, Indonesia bukan hanya merupakan negara yang siap menjadi negara dengan ketahanan energi yang kuat selama lebih dari 1.000 tahun tetapi juga mampu memasok energi listrik secara internasional.
“Ada lima daerah potensial yang dapat dikembangkan menjadi kawasan industri berbasis thorium yaitu, Bangka Belitung, Batam, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Barat,” tandas dia.