Liputan6.com, Jakarta Seorang anak kecil bernama Cameron Longley didiagnosis dengan sindrom epilepsi yang langka berhasil menarik perhatian dan simpati para dokter di dunia dan juga pengguna Facebook. Pada bulan Maret, Cameron yang berusia 5 tahun dirawat di rumah sakit setelah mengalami kejang yang disebabkan oleh demam tinggi.
Pada awalnya, dokter tidak bisa mendiagnosis anak tersebut karena ragu akan hasilnya. Mengetahui hal tersebut, orang tua Cameron memutuskan untuk mempublikasikan foto putrinya beserta hasil diagnosis awal dan gejala penyakitnya, seperti ruam, lidah bengkak dengan tagar #AnswersForCameron.
Baca Juga
Advertisement
Seperti dilansir dari Huffingtonpost.com pada Selasa (24/5/2016), Cameron yang kini berada di Pusat Medis Anak Nasional di Washington, DC dan dibantu oleh Dr. Elizabeth Wells selaku direktur medis neurologi mengatakan bahwa bocah laki-laki asal Maryland tersebut tak merespon obat yang diberikan padanya pertama kali kejang. Setelah menjalani beberapa tes, tim dokter menetapkan bahwa Cameron memenuhi kriteria terkena Fires yang merupakan sindrom epilepsi langka.
Menurut Wells, hanya satu dari seratus kasus di dunia yang telah dilaporkan orang dengan diagnosa serupa. Karena kelangkaannya, pusat medis telah berbagi informasi tentang kondisi Cameron dengan dokter di seluruh dunia. Orang tua Cameron pun merasa bahagia bahwa dengan media sosial dan jawaban tentang sakit anaknya dari para dokter di dunia.
Menurut ibu Cameron, Zarinah Cuffee, ia dan suaminya merasa senang karena pihak rumah sakit juga mau menggunakan media sosial untuk mencari jawaban akan sakit yang diderita anaknya. Sejak saat itu, Zarinah semakin mengoptimalkan grup Facebook miliknya untuk mengunggah foto-foto terbaru perihal perkembangan Cameron dan berhasil mendapat simpati 1.700 orang.