Liputan6.com, Jakarta - PT LEN Telekomunikasi Indonesia menunjuk PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) untuk menjadi Mandated Lead Arranger dalam pendanaan proyek Palapa Ring.
Dalam hal ini, IIF akan mengatur dan mencari pendanaan sindikasi guna membiayai pembangunan jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring Paket Tengah.
"Dengan pengalaman IFF di bidang pembiayaan infrastruktur, penasihat keuangan, jaringan internasional yang luas, dan dukungan yang kuat dari pemegang saham, kami yakin dapat membantu PT LEN Telekomunikasi Indonesia mendapatkan sumber-sumber pembiayaan dengan rate terbaik," kata Arisudono Soerono, Presiden PT IIF melalui keterangan resminya, Rabu (25/5/2016).
Palapa Ring sendiri adalah proyek pembangunan jaringan telekomunikasi yang menghubungkan seluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat memperkecil jarak dan mempersingkat waktu berkomunikasi ke dan antar wiIayah di seluruh Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Khusus untuk Proyek Palapa Ring Paket Tengah, pemerintah telah menunjuk PT LEN Telekomunikasi Indonesia untuk menghubungkan 17 kota/kabupaten di Iima provinsi yang berada di wilayah tengah Indonesia, yakni Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara.
Proyek Palapa Ring ditargetkan rampung pada triwulan II-2018, sehingga keberadaan jaringan broadband sudah bisa dinikmati masyarakat pada saat itu.
Palapa Ring juga termasuk proyek yang menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership di mana ada dukungan pemerintah berbentuk penjaminan yang dikeluarkan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
Sebagaimana mandat yang diberikan oleh pemerintah, IIF membidik pembiayaan terhadap 8 sektor infrastruktur, yakni transportasi, jalan, pengairan, air minum, air limbah, telekomunikasi dan informatika, ketenagalistrikan, dan migas.
Arisudono menjelaskan, sepanjang tahun perseroan telah menandatangani 10 kesepakatan pembiayaan baru dengan total komitmen pembiayaan sebesar Rp 5,6 triiiun, di mana sebesar Rp 4,2 triliun di antaranya telah disalurkan.
"Kami memiliki portofolio yang beragam dan mencakup hampir 20 proyek termasuk jalan tol, pengelola bandara dan bengkel perawatan pesawat, operator pelabuhan, infrastruktur telekomunikasi, pembangkit listrik (PLTA besar, kecil, PLTU, pembangkit listrik tenaga matahari), produsen gas dan pipa gas," paparnya.
Pada 2015, IIF telah mencairkan pinjaman subordinasi dari Bank Dunia sebesar US$ 2,7 juta sehingga jumlah pinjaman subordinasi total adalah USS 199,4 juta dari total fasilitas US$ 200 juta. Selain itu, IIF mendapatkan fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri senilai Rp 1 triliun.
(Isk/Ysl)