Revitalisasi Kota Tua Butuh Rp 270 Miliar, Dari Mana Dananya?

Tidak hanya Kota Tua, dana CSR akan digunakan untuk membangun Pasar Ikan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 25 Mei 2016, 12:20 WIB
Warga berwisata menaiki sepeda kuno di kawasan Kota Tua, Jakarta, Minggu (8/5). Meskipun libur panjang akan berakhir, Warga tetap memadati kawasan wisata Kota Tua. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok punya mimpi mengembalikan keindahan Kota Tua Jakarta. Beragam bangunan berarsitektur art deco nantinya akan dipugar dan dipercantik kembali. Tentunya uang yang dirogoh tidak sedikit.

Menurut Ahok, revitalisasi Kota Tua menelan biaya Rp 270 miliar. Dana tersebut, kata Ahok, bukan berasal dari kocek Pemprov DKI Jakarta. Namun berasal dari Sampoerna Land yang mengajukan kenaikan Koefisien Luas Bangunan (KLB).

"Dari Sampoerna Land, mereka naik KLB," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (25/5/2016).

Ahok menargetkan revitalisasi selesai dalam satu tahun. Selain Kota Tua, Sampoerna Land juga akan merapikan kawasan sekitar seperti Kali Besar Barat.

"Nanti rapikan juga Kali Besar Barat biar bening bersih. Ada taman, sungainya, toiletnya dan penataan PKL," ucap Ahok.

Tidak hanya itu, Museum Bahari di Pasar Ikan juga termasuk dalam daftar revitalisasi.

"Kita sheet pile Pasar Ikan, tata Museum Bahari.  Kita ingin bikin trotoar yang baik. Jadi, parkirannya ada di Jalan Tongkol. Di Jalan Tongkol itu ada Benteng Batavia, kita jadikan tempat parkir di situ dan gedungnya direvitalisasi,"ucap Ahok.

Diketahui total dana yang akan dikeluarkan Sampoerna Land atas kewajiban karena menaikkan KLB sebesar Rp. 700 miliar. Dana tersebut digunakan untuk merevitalisasi Kota Tua dan membangun Rusun Daan Mogot.

KLB biasanya ditandai dengan angka. Misalnya, jika memiliki lahan 500 persegi di lokasi dengan KLB 3, maka luas bangunan yang boleh dibangun adalah 500 x 3 = 1.500 persegi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya