Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek kereta api Trans Papua pada semester II 2016. Rencananya, groundbreaking dimulai di Sorong karena dianggap sebagai wilayah paling siap.
Kereta api Trans Papua menghubungkan Sorong, Manokwari, Nabire, Sarmi, dan Jayapura. Dari Nabire, juga dikembangkan menuju Timiki. Secara total, panjang jalur kereta api Trans Papua mencapai 1.550 kilometer (km).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Prasetyo Boeditjahjono mengatakan, pembangunan tersebut dipercepat dari rencana pada tahun depan. Ini berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) jika proyek harus mulai pada semester II tahun ini.
"Trans Papua prioritas, perintahnya Presiden ke Pak Menteri Perhubungan (Menehub) kalau bisa mulai pembangunannya tahun ini. Pak Presiden sampaikan semester II 2016 berlakunya 1 Juli sampai 31 Desember 2016," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, di Kantor Kemenhub Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, untuk tahap awal pembangunan kereta, melewati beberapa fase di antaranya studi kelayakan, kajian trase, Detail Engineering Design (DED) sampai pada Analis Dampak Lingkungan (Amdal).
"Kita sudah programkan sejak tahun lalu itu trase, studi trase sudah selesai, FS nya sudah sebelumnya. Urutannya FS, trase, DED, Amdal, tanah, baru dibangun," jelas dia.
Prasetyo mengatakan, sebenarnya Kemenhub memprioritaskan pembangunan untuk jalur Jayapura-Sarmi dan Sorong-Manokwari. Namun, pembangunan diutamakan dari Sorong mengingat kesiapan dari wilayah tersebut.
Dia melanjutkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Papua Barat Irene Manibui. Pemerintah daerah tersebut berkomitmen untuk membantu pengadaan lahan lebih cepat.
"Dari hasil diskusi kemarin (dengan Wakil Gubernur), kelihatannya yang lebih siap Sorong. Walikotanya juga tanggap, katanya sudah lebih siap ya kita mulai Sorong ke arah Manokwari," tukas Prasetyo.(Amd/Nrm)