Liputan6.com, Jakarta Konon anak bisa pintar apabila sering didengarkan lagu-lagu klasik selama di kandungan. Musik-musik orkestra atau instrumental kelas dunia pun kerap diputar orangtua begitu janin memasuki usia-usia otaknya mengalami perkembangan.
Pada dasarnya apa pun jenis musiknya boleh-boleh saja. Karena memang perkembangan telinga si janin mulai terbentuk sejak usia delapan minggu ke atas. "Ketika telinga bagian dalam, bagian luar, dan tengah terbentuk, janin sudah bisa mendengarkan suara-suara indah," kata dr Boyke Dian Nugara, SpOG, MARS dikutip dari channel Boykepedia di Vidio.com pada Kamis (26/5/2016)
Baca Juga
Advertisement
Menurut Boyke, dokter kandungan mana saja sebenarnya kurang setuju bila orangtua memiliki anggapan anak akan pintar jika sering didengarkan musik-musik klasik. "Kenapa harus Beethoven? Indonesia juga punya musik-musik yang indah. Kayak musik Jawa, Klenengan-klenengan, gending, itu juga musik-musik bagus untuk merangsang otak si janin," kata Boyke.
Manfaat dari mendengarkan musik ke janin, otak kanannya juga ikut berkembang. Ya, karena otak anak terdiri dari dua otak kiri untuk logika dan otak kanan untuk keindahan serta kesenian.
"Kita berharap anak tidak hanya pintar matematika saja, tapi juga otak kanan berkembang sehingga mereka menjadi anak yang lebih sopan, lebih mengerti perasaan orang, dan talenta-talenta bisa berkembang. Makanya, rangsang dengan musik-musik," kata Boyke.
Tak hanya musik klasik, seorang muslim juga bisa mendengarkan suara-suara senandung Al-Quran ke janin dengan harapan kelak jadi anak yang soleh.
"Bayo bisa dibilang polos, sehingga informasi indah dan menyenangkan harus masuk ke janin. Otak kanan juga akan berkembang sempurna," kata Boyke.