Kini, Membangun Keluarga Sendiri Tak Penting Lagi?

Daripada harus membangun keluarganya sendiri, semakin banyak kaum dewasa muda yang memilih terus tinggal dengan orangtuanya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 26 Mei 2016, 11:00 WIB
Ilustrasi kaum dewasa muda tinggal bersama orangtua. (Sumber shutterstock via cnsnews.com)

Liputan6.com, New York - Menurut suatu survei terkini, ternyata belakangan ini lebih banyak kaum dewasa muda usia 20-an yang tinggal bersama orangtuanya, bukan pasangan romantisnya. Dalam konteks AS, hal ini adalah yang pertama kalinya dalam 130 tahun terakhir.

Menurut Richard Frym, seorang peneliti senior di Pew Research kepada Wall Street Journal, membangun keluarga baru dalam rumah baru "tidak lagi dipandang sedemikian pentingnya bagi kaum dewasa muda".

Timnya mengamati bahwa, sejak 1880, pengaturan hidup paling lazim bagi kaum dewasa muda adalah tinggal bersama dengan pasangan romantisnya.

Pengaturan demikian mencapai puncaknya pada sekitar 1960. Saat itu, sekitar 62 persen kaum dewasa muda tinggal bersama pasangan romantisnya. Hanya 20 persen yang tinggal bersama orangtua.

Namun demikian, pada 2014, survei terhadap kaum muda usia 18 hingga 34 tahun menunjukkan bahwa 32 persen kaum dewasa muda tinggal bersama orangtuanya, kira-kira setara dengan mereka yang tinggal bersama pasangan romantisnya.

Sekitar 14 persen tinggal sendirian, sebagai [orangtua](2506147/ "") tunggal, ataupun bersama dengan satu atau lebih teman kos, demikian temuan studi tersebut.

Sisanya, sekitar 22 persen kaum muda, tinggal di rumah anggota keluarga lain (misalnya kakek-nenek, saudara sekandung, atau ipar), atau dengan orang yang tak ada hubungan (misalnya asrama).

Angka persen untuk 2014 bukan menjadi rekor. Pada 1940, sekitar 35 persen warga berusia antara 18 dan 34 tahun tinggal bersama orangtua mereka, demikian menurut para peneliti Pew.

Perbedaan Secara Gender

Pengaturan tempat tinggal kaum dewasa muda pada 2014 cenderung berbeda menurut gender, demikian temuan Pew. Sekitar 35 persen pria muda tinggal di rumah orangtua dan sekitar 28 persen tinggal bersama pasangan atau tempat tinggal sendiri.

Bagi kaum wanita, sekitar 29 persen wanita dewasa muda tinggal bersama orangtuanya dan 35 persen tinggal bersama dengan pasangan romantisnya.

Pria juga lebih berkemungkinan tinggal di rumah anggota keluarga lain, tempat orang yang bukan kerabat, ataupun asrama.

Lebih banyak wanita dewasa muda dibandingkan pria dewasa muda (16 banding 13 persen) yang mengepalai rumah tangga, terutama karena wanita lebih berkemungkinan menjadi orangtua tunggal yang tinggal bersama anak-anak mereka.

Mengapa Bisa Begini?

Menurut para peneliti, orang menikah pada usia yang lebih tua atau bahkan tidak menikah sama sekali. Dan semakin sedikit orang yang tinggal bersama.

Ada juga pengurangan pekerjaan dan penurunan gaji, ditambah lagi dengan perkuliahan, demikian dikatakan tim Pew Research.

Selain itu, tingkat pendidikan dan latar belakang ras membuat perbedaan. Pada 2014, sekitar 19 persen lulusan sarjana tinggal bersama orangtua, sedangkan 46 persen tinggal bersama [pasangan](2514205/ "") romantis.

Mereka yang bukan sarjana, 38 persen tinggal bersama orangtua dan 27 persen tinggal bersama pasangan. Pada mereka yang tidak lulus SMA, sekitar 40 persen tinggal bersama orangtua.

Untuk konteks AS, ras dan etnis juga berperan. Pada 2014, 36 persen kaum dewasa muda kulit hitam dan Hispanik tinggal bersama orangtua, dibandingkan dengan 30 persen pada kaum dewasa muda kulit putih.

Mereka yang tinggal bersama pasangan berkisar 17 persen di antara kaum dewasa muda kulit hitam, 30 persen di kalangan kaum dewasa muda Hispanik, dan 36 persen untuk kalangan dewasa muda kulit putih.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya