Liputan6.com, Monaco - Pembalap muda Indonesia, Sean Gelael, menjadi bagian dari tim pembalap F1 dan lainnya ketika mengalahkan tim All-star besutan Claudio Ranieri pada laga sepak bola amal di Stadion Louis II, Monaco.
Sean menjadi bagian dari tim pembalap F1 yang dipimpin pebalap McLaren asal Spanyol, Fernando Alonso. Rekan setim Sean lainnya adalah Sebastian Vettel, Felippe Massa, Max Verstappen, Pascal Wehrlein, Daniel Ricciardo, Sergio Perez dan Carlos Sainz.
Selain Sean, pembalap GP2 lainnya yang diundang adalah Antonio Giovinazzi, Oliver Rowland, Pierre Gasly, dan Norman Nato. Sementara Ranieri menjadi pelatih tim All-star dengan Pangeran Albert yang menjadi kapten. Dalam laga itu, Tim F1 berhasil menang 3-1 atas tim All-star besutan Ranieri.
Baca Juga
- Terkuak, Penyebab Tertundanya Kepindahan Mourinho ke MU
- Temuan Baru di Balik Pemain Argentina yang Tewas di Lapangan
- Pindah MU, Gaji Mourinho Tetap Kalah dari Guardiola
Advertisement
"Buat saya ini kejutan yang menyenangkan. Apalagi acara ini digelar menjelang balapan di Monaco yang penuh tantangan. Saya menjadi lebih rileks dan menikmati acara ini. Tentu saya juga sangat senang bisa berinteraksi dengan para pembalap F1 dan komunitas balap dunia,” kata Sean.
Bagi para pembalap, momen kebersamaan dalam sebuah kegiatan di luar balapan menjelang lomba memang jarang. Selama ini para pembalap sibuk dengan timnya masing-masing untuk persiapan balapan. Kalaupun ada kegiatan yang sifatnya untuk relaksasi, biasanya hanya dilakukan sendiri oleh pembalap dengan rekan setimnya.
Akhir pekan ini, ajang F1 dan GP2 digelar hampir bersamaan di Monte Carlo, Monaco. Buat pembalap F1, musim ini merupakan kali kedua mereka berkumpul bersama. Sebelumnya, mereka juga mengadakan makan malam bersama di sebuah restoran jelang balapan di sirkuit Shanghai, Tiongkok.
Sementara untuk pembalap GP2 belum ada. Karena itu, Sean dan beberapa pembalap GP2 yang diundang cukup beruntung mendapatkan momen pada laga amal itu.
Mengenai balapan di Monako, Sean sudah melakukan persiapan yang matang. Selain melakukan tes simulator sirkuit Monako di markas Campos Racing di Valencia, ia juga mendiskusikan hal-hal teknis dan non teknis tentang balapan di Monako.
Sean dan rekannya Mitch Evans sepakat bahwa, kualifikasi menjadi kunci pada balapan di Monako dengan karakter sirkuit jalan raya yang sempit. Terkait sesi kualifikasi yang dibagi menjadi dua grup untuk GP2, Sean menilai bahwa ini merupakan pilihan yang terbaik karena cukup efektif untuk menghindari traffic atau mengurangi potensi kecelakaan sesama pebalap.
Akan tetapi, dengan pembagian dua grup ini maka tantangannya justru semakin besar bagi pembalap karena masing- masing grup hanya punya waktu 15 menit di sesi kualifikasi.
“Artinya pembalap cuma punya dua putaran untuk memanaskan ban. Kemudian pada lap ketiga atau keempat, kami harus mulai tancap gas untuk mencatat waktu tercepat,” kata Sean.
Soal keuntungan berada di grup 1 dan grup 2 dalam babak kualifikasi, menurut Sean, akan sama saja. “Tak ada bedanya. Sekarang tinggal bagaimana pebmalap pintar-pintar memanfaatkan momentum yang pas untuk menggeber mobil ketika temperatur ban sedang bagus-bagusnya,” Sean mengakhiri.