Liputan6.com, Bone - Bupati Bone Provinsi Sulawesi Selatan Andi Baso Fashar Padjalangi memiliki cara unik menyambut tamu-tamu tertentu seperti pejabat pusat di rumah jabatannya. Dia tidak mengerahkan jajaran protokoler pemerintah, namun para bissu.
Bissu adalah sebutan untuk kaum waria yang memiliki posisi istimewa di Kerajaan Bone. Bissu dinilai sebagai orang suci, berperan sebagai mediator antara manusia dengan roh-roh gaib.
Dalam agenda kerajaan, kaum bissu menjadi penasihat raja beserta keluarganya, merawat pusaka-pusaka kerajaan, dan memimpin ritual-ritual acara penting di kerajaan.
Baca Juga
Advertisement
"Saya memang melibatkan dan memberdayakan Bissu dalam momen budaya dan kepariwisataan bernuansa kerajaan di Pemda Bone. Termasuk menyambut tamu kehormatan di rujab ini sebagai wujud pelestarian budaya masa silam kerajaan," kata Baso Fashar Padjalangi kepada Liputan6.com di halaman rujab Bupati Bone, Rabu 25 Mei 2016.
Koordinator Bissu di Kabupaten Bone, Angel, menegaskan bahwa waria dan bissu berbeda meski gerak geriknya mirip.
"Dari sisi perilaku, bissu dan waria sangat berbeda. Karena untuk jadi Bissu butuh proses yang panjang, dan harus betul-betul panggilan nurani," katanya.
Di luar perannya sebagai bissu, pemilik nama Syamsul Bahri ini juga bekerja seperti biasa. Sehari-hari dia menjalankan usaha wedding organizer di Kabupaten Bone.