Liputan6.com, Jakarta Berkat kejujurannya, Andri Rizki Putra, rela putus sekolah lantaran menentang adanya kecurangan soal ujian nasional (UN) saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Namun kini, trauma yang dialami pria berusia 25 tahun ini justru berbuah iba pada anak-anak yang putus sekolah karena tidak mampu. Dia pun tergugah untuk mempelopori sebuah yayasan berbasis pendidikan gratis untuk anak di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Sebenarnya secara personal karena saya pribadi dulu sempat putus sekolah di bangku SMA, karena menolak kecurangan soal ujian nasional di SMP. Jadi dari situ trauma dan sebagainya jadi putus sekolah. Lalu saya menempuh pendidikan paket C. Cuma karena paket C ini dianggap tidak setara dengan sekolah formal, di situ saya melihat paket C ini bisa jadi alternatif nih untuk teman-teman putus sekolah. Maka dari situ saya coba menggerakkan teman-teman di lingkungan sekitar untuk membentuk yayasan pendidikan," ungkap Rizki kepada Health-Liputan6.com, ditulis Jumat (27/05/2016).
Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) yang digagasnya merupakan yayasan yang menyediakan ruang belajar untuk anak-anak putus sekolah karena masalah finansial. Mereka yang datang, rata-rata berusia 13 - 22 tahun. Tapi tidak menutup kemungkinan, peserta didik berprofesi dewasa muda seperti baby sitter, supir, hingga asisten rumah tangga juga kerap datang.
Peserta yang datang ke tempat ini tidak akan dipungut bayaran alias gratis. Tak hanya belajar materi di sekolah, para peserta ditekankan masalah kejujuran seperti misalnya dalam menjawab soal.
"Ada dua gambaran ya yang bisa dilihat, pertama dari proses pendidikan YPAB itu sangat menekankan kejujuran gitu. Jadi kita nggak butuh murid sepinter apapun kalau berasal dari hal yang curang dan instan sehingga proses pendidikan yang kami lakukan itu benar-benar secara menyeluruh nggak hanya dari nilai saja tapi sikap mereka dan perilaku mereka," katanya.
Dia melanjutkan, YPAB juga menyoroti begitu banyak lembaga-lembaga serupa (organisasi pendidikan) yang hanya memberikan bekal ijazah tanpa memberikan proses pendidikan yang reliable. Jadi dia ingin memberikan pendidikan yang bagus dari proses yang bagus juga, tidak hanya memberi ijazah saja.
Meski peserta bisa belajar apapun secara gratis, bila ada peserta yang bolos, YPAB tidak akan segan mengeluarkannya. "YPAB akan menilai absensi. Jika kurang dari 80 persen dan tidak ada pemberitahuan selama 3 minggu berturut-turut, serta penilaian sikap, perilaku, dan etika para peserta didik buruk, maka dia bisa dikeluarkan (DO). Sebab YPAB hanya memberikan masa pendidikan selama 2 tahun kepada murid-muridnya."
Sempat dikira tempat prostitusi
Sempat dikira tempat prostitusi
Mendirikan yayasan ini ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tempat yang terbatas membuat Rizki harus menempatkan murid-murid belajar di garasi sebuah rumah, namun peminat yang terus berdatangan membuat proses belajar menjadi tidak efektif sehingga ia terpaksa memindahkan murid ke dalam kamar-kamar rumah.
Sayangnya tindakan Rizki justru menimbulkan kericuhan. Warga di sekitar Tanah Abang saat itu menuding YPAB Tanah Abang adalah tempat prostitusi. Menurut ibu-ibu PKK di sekitar YPAB Tanah Abang, tidak sepantasnya murid laki-laki dicampur dengan murid perempuan di satu kamar.
Kini, Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) telah berdiri di tiga lokasi, yaitu Tanah Abang, Bintaro dan Medan. Waktu pembelajarannya dimulai Selasa dan Kamis pukul 16.00-18.30. Sedangkan Sabtu 12.00-18.00 WIB.
Advertisement