Unik, Minuman Beralkohol Mengandung Muntah Hewan Laut

Menurut pembuatnya, birnya jelas diperuntukkan bagi mereka yang menikmati rasa yang "menantang."

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 28 Mei 2016, 06:15 WIB
Menurut pembuatnya, birnya jelas diperuntukkan bagi mereka yang menikmati rasa yang "menantang." (Sumber Robe Town Brewery)

Liputan6.com, Melbourne - Sejumlah bir di dunia memiliki nama aneh bahkan terbuat dari bahan-bahan yang juga tergolong tak lazim. Kali ini, perusahaan pembuat bir di selatan Australia merilis produk bir yang terbuat dari muntahan paus.

Dikutip dari Australian Broadcasting Corporation pada Sabtu (28/5/2016),  pembuat bir,  Maris dan Kristi Biezatis dari Robe memperkenalkan produk bir terbaru mereka, Moby Dick Ambergris Ale. Peluncuran ini dilakukan dalam festival Great Australasian Beer SpecTAPular (GABS) di Melbourne pekan lalu.

Sesuai namanya, bir ini mengandung bahan ambergris, muntahan ikan paus dengan wangi yang khas.

Ambergris adalah zat berminyak padat yang diduga terbentuk di dalam usus paus untuk membantu pencernaan. Zat itu kemudian bertambah banyak hingga kemudian termuntahkan ke laut ketika hewan itu mati.

Muntahan itu bernilai tinggi dan sejak zaman pertengahan telah dipakai sebagai salah satu bahan parfum maupun bahkan  industri kedokteran. Ada beberapa budaya yang menganggap ambergris sebagai zat afrodisiak (perangsang syahwat) yang dahsyat.

Temuan ambergris berukuran cukup besar oleh pelancong di pantai kerap menjadi berita, misalnya temuan oleh seorang pria di Portland, negara bagian Oregon, pada 2008. Ia menemukan bongkahan seberat 7,5 kg ketika sedang membawa anjingnya jalan-jalan ke pantai.

Irisan temuan ambergris dari pantai Robe yang akan menjadi bahan tambahan dalam bir rasa laut. Menurut pembuatnya, birnya jelas diperuntukkan bagi mereka yang menikmati rasa yang

Dengan inspirasi dari teman-temannya yang menemukan bongkahan ambergris seberat 400 gram di pantai dekat Robe beberapa tahun lalu, Biezatis mengaku terinspirasi untuk menambahkan bahan istimewa itu pada minumannya.

"Ketika saya mendengar bahwa ambergris dipergunakan dalam industri parfum, terlintas dalam benak saya seandainya zat itu juga bisa dipakai untuk memberi rasa pada bir. Secara relatif, bongkahannya masih segar walau agak bau, jadi harus diangin-angin di halaman belakang sebelum diolah," katanya.

Tentu saja ia menyadari potensi pemasaran dan kegaduhan yang akan timbul terkait kandungan tak biasa pada birnya.

Penyerapan parfum dari ambergris dilakukan dengan cara merendam cuilan zat itu dalam alkohol, lalu campuran wangi tersebut ditambahkan dalam bir sewaktu sedang proses pembotolan.

Bir itu dirancang khusus untuk acara festival GABS di Melbourne dan bersaing dengan sejumlah minuman lain seperti Belly Button Beer dan Raspberry Ring Sting.

Menurut pembuatnya, birnya jelas diperuntukkan bagi mereka yang menikmati rasa yang

Adu Pendapat Soal Rasa

Masalahnya, bagaimana rasa bir itu? Biezaitis tertawa dan mengatakan bahwa birnya jelas diperuntukkan bagi mereka yang menikmati minuman dengan rasa yang 'menantang'.

"Terasa sedikit seperti lautan, sedikit seperti hewan-hewan laut. Menurut saya, sangat menarik," katanya.

Biezaitis mengatakan bahwa birnya mendapat reaksi beragam dari para pengunjung festival. Ada yang menyukainya dan ada yang merasa jijik.

"Bir ini agak berbeda dan mungkin cukup menantang bagi kebanyakan orang," ujarnya.

Olahan Biezaitis sudah menarik minat dari sejumlah koki setempat yang mencoba menjodohkan bir unik itu dengan makanan yang juga unik.

Sudah ada rencana untuk membuat lebih banyak. Biezaitis mengatakan bahwa ia cukup beruntung karena memiliki pasokan ambergris yang cukup untuk beberapa tahun mendatang.

Jika berhasil, Biezaitis telah memikirkan rencana untuk mencari bahan berharga itu. 

"Saya akan melatih anjing saya untuk mengenal bau benda itu di pantai," imbuhnya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya