Liputan6.com, Yogyakarta - Dahsyatnya gempa Yogyakarta yang terjadi 10 tahun lalu ikut merobohkan sejumlah candi. Salah satu yang mengalami kerusakan terparah adalah Candi Prambanan.
Gempa 5,9 skala richter yang mengguncang Kota Gudeg pada 2006 silam membuat candi di kompleks Prambanan, yakni Candi Siwa rusak parah pada bagian dalamnya. Hal itu disampaikan Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, Wahyu Astuti.
"Paling parah itu Prambanan karena Prambanan itu kerusakannya struktural dan pecah sedikit. Lalu kita melakukan pemugaran kembali sangat lama, bahkan terakhir Siwa itu sampai tahun 2014 jadi sudah selesai semua," kata Wahyu kepada Liputan6.com di Yogyakarta, Jumat (27/5/2016).
"Siwa itu mempunyai studi sendiri karena Siwa itu sangat retak sehingga para ahli berkumpul. Mulai teknik sipil, geologi, geologi tanah, waktu itu kita bagaimana kita solusi untuk Candi Siwa," sambung dia.
Para ahli sangat berhati-hati dalam merenovasi candi. Hingga 2016 masih ada sejumlah proses perbaikan di kawasan Prambanan. Namun, khusus perbaikan di Candi Siwa sudah rampung sejak 2014.
Advertisement
Taman Pemandian Sultan
Wahyu menuturkan, para ahli memberikan formula filler untuk memberikan kekuatan di bagian dalam Candi Siwa yang rusak. Harapannya jika ada gempa lagi maka candi itu tidak akan roboh atau rusak.
Tak cuma Prambanan. Situs lain juga rusak setelah diterjang gempa Yogya, seperti Warungboto Taman Air Peninggalan Sultan HB II.
Baca Juga
- Trauma 10 Tahun Gempa Yogyakarta
- Kebakaran Pasar Besar Malang, Api Sempat Padam Lalu Membara Lagi
- Kronologi Pengeroyokan Berujung Kematian di Malioboro
Saat ini situs tersebut masih diperbaiki. Warungboto paling terakhir yang mendapatkan perbaikan karena alasan tertentu.
"Yang masih itu Warungboto dipugar 2008, kemarin 2010, 2015, dan 2016 dipugar lagi bagian dalamnya. Terakhir Warungboto karena skala prioritas karena warga tidak begitu datang dan itu milik keraton. Kalau candi jadi hak kami. Kami rawat ada 74 situs tidak semua kena," tutur Wahyu.
Sementara itu, Dosen Fakultas Geologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Prasetyadi mengatakan, Prambanan menjadi candi paling parah kerusakannya akibat gempa Yogyakarta. Ini karena sesar opak atau jalur patahan yang mematikan ada di bawah candi itu.